Ratusan
tahun lalu, leluhur-leluhur kita sudah memprediksi bakal terjadinya bahaya yang
bakal menimpa anak-cucunya. Leluhur kita menyebut bahaya besar itu sebagai GORO-GORO
yang menyebabkan bangsa ini chaos. GORO-GORO atau GARA-GARA dapat diartikan
sebagai sebuah kasus hukum atau perkara hukum yang keputusannya menyalahi hukum
dan pelaksanaannya berdasarkan ketetapan hukum yang salah. Kita akan memilih
pemimpin (Presiden) yang inkonstitusional. Kelak pemimpin yang salah akan
memimpin rakyat yang salah. Inilah goro-goronya.
Oleh
karena kesalahan kita sudah sangat mendasar dan menyeluruh maka leluhur-leluhur
kita akan bangkit dari kuburnya. Tuhan akan membangkitakan leluhur kita dengan
dasar hukum:
1.
Kita
telah salah memilih pemimpin sebagai mana yang diamanahkan oleh UUD 1945 yang
dibuat oleh leluhur kita. Kemerdekaan bangsa ini bukan hadiah atau pemberian
akan tetapi perjuangan panjang para leluhur yang telah mengorbankan nyawa dan
hidupnya dimasa lalu.
2.
Kita
telah menyia-nyiakan dan mempermain-mainkan nasehat leluhur seakan-akan kita
lebih tahu segalanya. Kita ingin mendapatkan pujian meski itu hanya sesaat
sementara kita tidak tahu bahwa sesungguhnya kita salah dalam menerjemahkan
nasehat leluhur.
Tentara
Nasional Indonesia dan Kepolisian Republik Indonesia tidak akan mampu mengatasi
dan mengamankan keadaan sebab mereka juga punya leluhur. Leluhur kita sangat
banyak. Mereka seperti benang kusut karena adanya ikatan kawin-mawin di masa
lalu sampai kita ini ada sekarang. Jumlah mereka lebih banyak di banding kita
yang hidup saat ini.
Mereka
semua merasa berhak atas diri kita. Mereka memperebutkan kita untuk dibawa ke
jalan yang benar. Yaitu jalan untuk menemukan pemimpin yang benar. Tidak dapat
dibayangkan kekacauan yang ditimbulkannya. Tidak ada lagi hukum yang dapat
mengatur dan menertibkan keadaan itu. Sungguh mengerikan!.
Keadaan
mengerikan itu sudah lama diwasiatkan oleh leluhur kita, akan tetapi kitalah
yang mengabaikannya. Kita terlalu sombong dan sok tahu dalam menafsirkan
nasehat-nasehat mereka. Nasehat mereka saya sebut sebagai PESAN LELUHUR. Pesan
ini saya copy-paste dari blog SPTM seperti berikut ini:
Pakem
yang kami uraikan ini hampir tidak pernah didengar atau dibicarakan oleh publik
karena tidak pernah dipublikasikan. Pakem ini hanya diketahui oleh orang-orang
tertentu yang jumlahnya pun sangat terbatas karena penyampaiannya hanya
dilakukan secara temurun dari orangtua kepada anak-anaknya. Pakem ini
disampaikan oleh Imam Masdariyanto, seorang mantan Kepala Desa di Jember, Jawa
Timur. Ia memperoleh pakem ini dari ayahnya, Syamsul, seorang carik (sekretaris
desa) Desa Srengat Blitar, pada 1972.
ROJO
HERU COKRO KASIO-SIO
Timbule
Rojo Kapisan, Besuk ing tanah Jawa ono rojo tanpa serat kang paring asma Heru
Cokro, yaiku Raja kang isa ngangkat martabate bangsa. Lengsere Heru Cokro besuk
yen ono gunung-gunung padha jugrug wong wadon angger wani.
Munculnya
Raja pertama, besok ditanah Jawa ada raja tanpa serat yang bernama Heru Cokro
yaitu Raja yang bisa mengangkat martabat bangsa. Lengsernya Heru Cokro kalau
ada Gunung-gunung pada meletus dan wanita menjadi berani.
ROJO
ASMORO KINGKIN ANGKORO ARTO
Timbule
Raja Kapindho, Gara-gara anane udan salah mangsa, lintang kemukus ing wetan
parane, yen parak esuk nagtanake sunare. Patondho Jawa bakal ana perkara kang
luwih gede saka pagebluk wulan sura bareng karo metuni macan loreng aran Asmara
Kingkin.
Munculnya
raja kedua gara-gara adanya hujan salah musim, komet disebelah selatan pada
saat hampir pagi hari memunculkan cahayanya pertada jawa akan ada perkara yang
lebih besar daripada kelaparan (krisis pangan) dibulan suro bersamaan dengan
keluarnya Macan belang bergelar Asmoro Kingkin.
Asmara
Kingkin dadi raja ing tanah Jawa akeh kawula kang ora ngerti apa-apa dadi
tumbaling Negara, lampus saka tangane Asmara Kingkin. Asmara Kingkin dadi raja
ing Tanah Jawa misuwur tumekane monco negara.
Asmoro
Kingkin menjadi raja ditanah jawa banyak masyarakat yang tidak tahu apa-apa
menjadi tumbalnya Negara yang dilakukan oleh tangannya sendiri Asmoro Kingkin.
Asmoro Kingkin menjadi raja ditanah jawa tersohor sampai keluar negeri.
Besuk
yen wis teko titi mangsa lengsere Asmara Kingkin yo kuwi soko turune dhewe. Lan
yen wis ono wong kang kerokan lan glindingan. Senuk-senuk padha mlaku yaiku
pratandha lengsere Asmara Kingkin.
Besok
pada waktunya, lengsernya Asmoro Kingkin disebabkan oleh turunan (anaknya)
sendiri. Dan kalau sudah ada orang yang mengeruk dan menggilas. Senuk-senuk
berjalan, itulah pertanda lengsernya Asmoro Kingkin.
ROJO
SOKO SEBERANG
Timbule
Raja Katelu, Besuk ing Tanah Jawa ono raja anyar kang ora disangka-sangka
pawongan iku saka tanah sebrang peparap Mak Kasar. Dadi raja ing Tanah Jawa suwene
mung sak umur bayem, nanging Tanah Jawa ora malah tenterem mung ndadekne
kocar-kacire bangsa lan negara. Akeh wong Jawa padha keplayu metu saka negarane
dewe. Raja Mak Kasar nyuwil negara kang ana sisih wetan panggone. Yoiki
pratandha lengsere Raja Mak Kasar.
Munculnya
raja ketiga, kelak ditanah jawa ada raja baru yang tidak disangka. Orang
tersebut dari seberang (luar jawa) bernama Mak kasar. Menjadi Raja ditanah jawa
Umurnya hanya sebentar (tanaman bayam), namun Tanah jawa jadi tidak aman
(tentram) malah menjadi kacau balau, banyak orang jawa berlarian meninggalkan
Tanah jawa karena Raja Makkasar Minta negara bagian Timur. sebagai pertanda
jatuhnya Raja Makkasar. (Lengser keprabon)
ROJO
TANPO NETRO
Timbule
Raja Kapapat, Ono raja saka tanah Arab kang peparab Samsudin. Raja tanpa netra
bisa maca, tanpa suku bisa mlaku ngupadi turune Heru Cokro.
Munculnya
raja keempat, ada raja dari Arab yang bernama Samsudin. Raja tanpa mata bisa
membaca, tanpa kaki bisa berjalan mencari keturunan Heru Cokro.
Samsudin
dadi raja para kawula alit lir kados medale laron sing kurang duga, tumpang suh
mabure. Opo wae digampangake. Para manggalaning praja mantra bupati ora ana
ajine. Ya kuwi lengsere Samsudin.
Samsudin
menjadi raja rakyat kecil bagaikan keluarnya laron yang berserakan, terbang tak
beraturan. Apa saja digampangkan. Para abdi Negara tidak menghormati ucapan
bupati. Itulah lengsernya samsudin.
ROJO
TUNO WICORO
Timbule
Raja Kaping Limo, Raja Samsudin nuli nimbali mego ingkang sampun kacandhak.
Ature Raja Samsudin, “Panjenengan sejatine turune Heru Cakra kang bisa
nentremake negara ing Tanah Jawa. Aku enggal pamit marang sliramu, aku arep
bali nang negaraku. Iki wis rampung anggonku ngupadi sliramu. Ayo padha
samat-sinamatan, kajen-kinajenan. Sliramu wis jumeneng dadi ratu ing Tanah
Jawa, kula semanten ugi mugi-mugi saged damel sireping negari sak mentawis.
Munculnya
raja kelima, samsudin kemudian memanggil mega/awan yang sudah didapatnya. Raja
samsudin berkata “anda sebenarnya adalah keturunan Heru Cokro yang bisa mententramkan
Negara tanah jawa. Aku segera pamit kepadamu, aku akan kembali ke negaraku. Ini
sudah selesai pencarianku terhadapmu. Mari kita saling memperhatikan dan saling
menghargai. Anda sudah menjadi ratu di tanah jawa, demikian juga saya semoga
bisa menjadi damainya Negara ini sementara.
ROJO
NOTO KUSUMO
Timbule
Raja Kaping Enem, Bebarengan karo ki dhalang mundhut lakone lahire Batharakala,
ana satriya kang sulistya ing rupa kang gentur tapane akeh prihatine anduweni
gegaman saka wong tuwane jejuluk Kyai Samber Nyawa, ya kuwi raja ing Tanah Jawa
peparap Nata Kusuma kang bebarengan satriya saka Tanah Sebrang sing kasusupan
sukmane batharakala. Jumenenge Natakusuma dadi raja ananing negara akeh
prahara. Kawula padha kaweden, yaiku pratandha lengsere Natakusuma.
Munculnya
raja keenam, bersamaan dengan kidalang mengambil lakon lahirnya Batharakala,
ada satria yang berwajah tampan yang rajin bertapa banyak prihatinnya (tingkat
spiritual yang tinggi) mempunyai senjata dari orangtuanya yaitu kiyai Sambar
Nyawa, inilah raja ditanah Jawa bergelar Noto Kusumo yang bersamaan dengan
satria dari seberang yang ke susupan sukmanya Bhatarakala. Pada saat Noto
Kusumo menjadi raja Negara banyak terjadi prahara, rakyat pada ketakutan,
itulah pertanda lengsernya Noto Kusumo.
ROJO
JOKO LELONO PRANOTO NUSWANTORO
Raja Pemuda Pengembara Penata Nusantara
Raja Pemuda Pengembara Penata Nusantara
Timbule
Raja Kaping Pitu, Ing Tanah Jawa ana sawijining padepokan sisih kulone Gunung
Jamur Dipo. Ana Begawan kang apeparap Begawan Srikilokilo. Begawan Sriklokilo
kagungan putra kakung aran jaka Lelana.
Munculnya
raja ketujuh, ditanah jawa ada suatu padepokan disebelah barat gunung Jamur
Dipo. Ada guru bernama Begawan Srikilokilo. Begawan Srikilokilo mempunyai anak
lelaki bernama Joko Lelono.
Begawan
Srikilo-kilo mlayu saka Tanah jawa , kalunta-linta uripe ing negara manca. Ora
pati-pati bali ing tanah Jawa yen during Raja Heru Cakra lengser kepabron saka
Tanah Jawa. Sak lengsereipun Raja heru Cakra, begawa Sriklokilo bali ing Tanah
Jawa madhepok ing sukuning Gunung Jamur Dipo. Nggulawentah kang putra jaka
Lelana kagambleng wonten kawah candradimuka dadiyo satria pilihan kang besuke
ngabdi marang Asmara Kingkin.
Begawan
Srikilokilo lari dari tanah jawa, hidup terluntah-luntah diluar negeri. Tidak
akan kembali ketanah jawa sebelum raja Heru Cokro lengser dari tanah jawa.
Setelah lengsernya Heru Cokro, Begawan Srikilokilo kembali ketanah jawa
mendirikan padepokan dikaki gunung Jamur Dipo. Mendidik sang putra Joko Lelono
sehingga menjadi satria tangguh yang kelak mengabdi kepada Asmoro Kingkin.
Uripe
Jaka Lelana ora beja, malah nemuhi rubida lan tansah urip kalunta-lunta
kasiya-siya. Ananging Gusti Kang Maha Kuwasa kang njangkung satindake Jaka
Lelana kang besuke bakal dadi Raja ing Tanah Jawa ngganti lengsere Raja
Natakusuma.
Hidup Joko Lelono kurang beruntung, selalu menemui halangan, terluntah-luntah dan selalu tersia-siakan, tetapi Tuhan Yang Maha Kuasa yang membimbing perjalanan Joko Lelono yang kelak akan menjadi Raja ditanah jawa menggantikan Raja Noto Kusumo.
Hidup Joko Lelono kurang beruntung, selalu menemui halangan, terluntah-luntah dan selalu tersia-siakan, tetapi Tuhan Yang Maha Kuasa yang membimbing perjalanan Joko Lelono yang kelak akan menjadi Raja ditanah jawa menggantikan Raja Noto Kusumo.
Jika
raja pertama sampai ke-enam ditafsirkan sebagai presiden pertama RI hingga
ke-6… maka JOKO LELONO adalah presiden ke-7
1 komentar:
Casino Tycoon: Vegas Hotel Casino - Gooyang
The 포커족보 Casino Tycoon casino is located on the northern 스포티비365 end of the Las Vegas Strip and is owned by the Resorts of Las 888스포츠 Vegas. The casino 바카라 offers a casino 안전 사설 토토 사이트
Posting Komentar