Jumat, 31 Oktober 2014

Pertimbangan Promosi Jabatan Berdasarkan Pandangan Subjektif atau Kompetensi yang Objektif

share tugas kuliah lagi -_-



A.          Judul
“Pertimbangan Promosi Berdasarkan Pandangan Subjektif atau Kompetensi yang Objektif” Studi Kasus Perusahaan Sakura.

B.           Latar Belakang Masalah
Dalam kegiatan promosi jabatan karyawan tidak dapat terlepas dari adanya suatu proses pengambilan keputusan Pengambilan keputusan promosi jabatan karyawan tidak bisa dilakukan dengan sembarangan tanpa dukungan informasi dan teknik pengambilan keputusan yang tepat Kenyataan saat ini, hamper disetiap perusahaan terdapat deviasi antara teori dan praktik pada saat seseorang diputuskan terpilih untuk promosi jabatan. Kriteria objektif dalam promosi jabatan dapat tersingkirkan oleh factor-faktor subjektif.
Seperti halnya yang terjadi di perusahaan Sakura yang merupakan perusahaan perseorangan yang bergerak dibidang produksi accessories. Pemilik perusahaan masih menemui kendala dalam pengambilan keputusan promosi jabatan karyawanya. Pengambilkan keputusan masih sulit diterapkan secara objektif karena adanya unsure subjektifitas dalam penilaian seperti nepotisme, factor social, dan persahabatan.
Nepotisme disini menunjukan favoritism atau perlindungan terhadap sanak keluarga yang memang bekerja di perusahaan Sakura. Memang sebagai perusahaan perseorangan pengambilan keputusan sepenuhnya menjadi hak pemilik perusahaan. Dalam hal promosi jabatan atasan langsung mengambil keputusan dengan mendahulukan anggota keluarga untuk mendapatkan pekerjaan dan promosi jabatan yang diinginkan. Dalam hal ini juga termasuk unsure perasaan pribadi seorang atasan apda bawahanya “like or dislike” sehingga sering dilakukan tidak sebagaimana seharusnya.
Persahaban juga mempengaruhi dalam pengambilan keputusan promosi jabatan Ikatan informal seperti ini sangat mempengaruhi seorang karyawan untuk naik jabatan lebih cepat. Misalnya seorang pelamar kerja seharusnya ditempatkan sebagai karyawan biasa dahulu , dalam perusahaan sakura biassanya sebagai tukang potong atau penjahit baru kemudian setelah beberapa bulan dapat dipromosikan jabatanya jika memang dirasa melakukan pekerjaanya dengan baik. Namun pada kenyataanya seorang sahabat yang atasan yang masuk didalam perusahaan langsung diberi habatan sebagi seorang pengawas. Padahal orang tersebut belum tentu mengetahui standar proses produksi diperusahaan.
Di sisi lain, perusahaan sebenarnya membutuhkan karyawan-karyawan yang kompeten dalam melakukan perkerjaan sesuai jabatanya. Hal ini terbukti ketika seorang karyawan dengan jabatan sebagai pengawas karena hasil promosi jabatan yang subjektif  tidak dapat melakukan pekerjaanya dengan baik sehingga kualitas produk menjadi menurun. Hal tersebut disadari oleh atasan, akan tetapi dia tidak bisa begitu saja mengganti atau menurunkan jabatan seorang pengawas tadi karena metode subjektif yang terlanjur diterapkan.
Dari uraian diatas maka penulis tertarik untuk melakukan pembahasan mengenai “Pertimbang an Promosi Jabatan Berdasarkan Pandangan Subjektif atau Kompetensi.yang Objektif.”

C.       Perumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang masalah tersebut, amaka dapat dirumuskan masalah yaitu: bagaimana seharusnya atasan Perusahaan Sakura mengambil keputusan dalam melakukan promosi jabatan bagi karyawanya diperusahaanya.

D.    Pembahasan
a.      Tidak Adanya Analisis Jabatan di Perusahaan.
Pengambilan keputusan dalam suatu perusahaan sangat mempengaruhi maju mundurnya perusahaan tersebut kedepan nantinya. Tidak terkecuali dalam pemilihan karyawan. Perusahaan harus melakukan analisis jabatan agar para karyawanya bekerja secara maksimal. Analisis jabatan sebagai dasar penilaian kinerja/Performance Appraisal bagi pegawai. Penilaian kinerja ini lazimnya dilakukan setiap tahun sekali namun demikian semua kembali kepada kebijakan sebuah perusahaan itu sendiri. Hasil penilaian kinerja/performance appraisal tersebut biasanya adakan dijadikan dasar oleh seorang personalia/HRD untuk kenaikan jabatan dan golongan juga kompensasi.
Di perusahan besar, jika hasil penilaian kerja tersebut dirasakan oleh personalia tidak/belum memenuhi standar kinerja yang diharapkan, biasanya seorang personalia/HRD akan membuat GAB analisis dan akan mengambil kebijakan yaitu dengan mengikut sertakan pegawainya untuk mengikuti pelatihan/training sesuai dengan bidang kerjanya atau jabatannya atau melakukan rotasi jabatan yaitu dengan memindahkan pegawai ke divisi lain yang dianggap cocok dan sesuai dengan ketrampilannya. Lalu peralatan kerja apakah yang harus disediakan untuk mendukung kelancaran pekerjaannya.
Seiring dengan bergulirnya waktu sebagian besar perusahaan swasta besar telah menerapkan analisis jabatan tersebut, namun tak jarang perusahaan perusahaan kecil dan menengah pun juga sudah banyak yang menerapkan analisis jabatan ini untuk meningkatkan kinerja sumber daya manusianya dan juga kemajuan usahanya.
Namun tidak seperti di Perusahaan Sakura, sebagai perusahaan kecil analasis jabatan seperti tersebut diatas tidak diterapkan, sehingga muncul masalah masalah dalam perusahaan. Misalnya saja karyawan yang tidak betah bekerja karena jarang dilakukan rotasi dalam setiap divisi. Sebagian karyawan tidak bekerja dalam kurun waktu lama meskipun tidak semuanya. Masih ada karyawan yang loyal terhadap perusahaan. Faktor lain yang menyebabkan karyawan tidak betah juga dikarenakan system “like or dislike” atasan perusahaan terhadap karyawan. Terakdang karyawan yang tidak begitu menonjol selalu ditempatkan pada posisi jabatan paling bawah meskipun dia telah loyal terhadap perusahaan.

b.       Pengaruh Promosi Jabatan bagi Kinerja Karyawan.
Pada dasarnya Promosi Jabatan merupakan salah satu bagian dari programpenempatan yang dilaksanakan oleh perusahaan. Penempatan karyawandilakukan dengan membuat penyesuaian terhadap kebutuhan perusahaan yangberhubungan dengan perencanaan untuk memperoleh orang yang tepat padaposisi yang tepat (right man on the right place).
Promosi jabatan dilakukan olah perusahaan untuk mengisi kekosongan pormasi ini disebabkan oleh beragam hal mulai dari pension hari tua hinggapengunduran diri karyawan. Untuk itu perusahaan mencari karyawan yang telahada yang dinilai memiliki kualifikasi sesuai dengan jabatan baru yang dibutuhkandari yang dibutuhkan untuk dapat di promosikan.
Promosi Jabatan memberikan peranan penting bagi setiap karyawan bahkan menjadi sebuah idaman dan tujuan yang selalu di harapkan. Idaman dan tujuan iniberkaitan dengan apa yang akan diperoleh dan dicapai oleh karyawan setelahmemperoleh promosi jabatan. Setiap karyawan berusaha memberikan performayang terbaik bagi perusahaan dengan harapan bahwa kinerja yang dihasilkansesuai yang diharapkan oleh perusahaan. Karyawan yang berhak memperolehpromosi haruslah memiliki kecakapan kualifikasi yang sesuai dengan kebutuhanperusahaan. Karena karyawan tersebut akan memiliki tugas dan tanggung jawabyang lebih besar dibandingkan dengan jabatan sebelumnya.
Jika kesempatan untuk dipromosikan relatif kecil/tidak ada maka gairah kerja, semangat kerja, disiplin kerja, dan prestasi kerja karyawan akan menurun. Penarikan dan pengadaan karyawan semakin sulit bagi perusahaan bersangkutan. Begitu besarnya peranan promosi karyawan maka sebaiknya atasan harus menetapkan program promosi serta menginformasikannya kepada para karyawan. Program promosi harus memberikan informasi tentang asas-asas, dasar-dasar, jenis-jenis, dan syarat-syarat karyawan yang dapat dipromosikan dalam perusahaan bersangkutan. Program promosi harus diinformasikan secara terbuka, baik asas, dasar, jenis, persyaratan, maupun metode penilaian karyawan yang akan dilakukan dalam perusahaan. Jika hal ini diinformasikan dengan baik, akan menjadi motivasi bagi karyawan untuk bekerja sungguh-sungguh.

c.       Promosi Jabatan Seharusnya lebih Objektif
Submerdaya yang baik seharusnya yang lebih relevan dalam menciptakan keunggulan kompetitif dibandingkan dengan sumberdaya fisik dan keuangan.  Namun demikian, seringkali teori tidak dapat diterapkan dalam dunia kepegawaian dikarenakan  mulai dari proses rekrutmen sering tidak terdefinisi dengan jelas analisa kebutuhan pegawai dan  job placement nya. Kalau pun mendapatkan penempatan kerja hanya  sebatas pelaksana proyek secara terstruktur dengan keluasaan pegawai hampir tidak ada.
Berlaku jujur dan bekerja seoptimal mungkin bukan jaminan bagi pegawai rendahan untuk mendapatkan” haknya “, upah ataupun promosi jabatan .Mau tidak mau ,penilaian ,preferensi ,perasaan suka atau tidak suka ,dan subjektifitas memainkan peranan penting dalam pemberian “kompensasi “.Kenyataan memang demikian meskipun mungkin saja sebagaian besar manusia normal tidak menyukainya.
Penilaian yang tidak berdasar pada ukuran semestinya produktivitas kerja ini ,  menghasilkan kinerja dan budaya kerja  dikalangan pegawai Asal Bapak Senang…! Pada akhirnya   mendorong pegawai kreatif ,antusias,produktif akan memperhitungkan sungguh sungguh bekerja secara optimal  denagn mengkaji kemungkinan mengambil taktik  mempertimbangkan kompatibilitas pribadi yang bisa meningkatkan mutu profesinya tanapa harus bersusuah payah bekerja secara optimal.

d.      Promosi Jabatan Berdasarkan Kompetensi Pegawai
Prestasi kerja merupakan sesuatu yang sukar untuk diperoleh karena dia menghendaki kecakapan, kemampuan dan keuletan dari pegawai yang bersangkutan. Memberikan promosi berdasarkan prestasi kerja ini banyak dilakukan oleh organisasi/perusahaan yang sudah mapan yang para pengawai/karyawannya sudah terlatih dengan sistem prestasi kerja yang sudah teratur. Apabila dasar prestasi kerja benar-benar diterapkan dalam organisasi/perusahaan, akan sulit melakukan promosi ini karena prestasi kerja sendiri memerlukan suasana persaingan yang amat ketat. Oleh sebab itu, kadang-kadang dalam penerapannya cenderung dipengaruhi factor-faktor subjektivitas, yang dapat menimbulkan keresahan para pegawai/karyawan.
Kelebihan promosi kerja berdasarkan tingkat kompetensi karyawan adalah efisiensi didorong, diakui dan dihargai., orang yang kompeten bertahan karena prospek promosi terbuka untuk mereka, dan produktivitas meningkat.

E.     Kesimpulan
Setiap terjadi kekosongan dalam posisi manajemen, Atasan mempunyai pilihan, untuk berlaku adil dalam perusahan dengan melakukan promosi jabatan secara obektif atau sebaiknya. Masing-masing punya plus-minus dan keputusannya juga kondisi perusahaan.
Keputusan secara objektif dinilai lebih aman dengan alasan kepercayaan terhadap keluarga atau kerabat yang dipromosikan dalam menjalankan sebagian proses produksi. Namun keputusan secara objektif berdasarkan kompetensi karyawan dinilai lebih bijaksana karena akan mendorong semangat kerja lebih tinggi yang disebabkan perasaan mempunyai kesempatan yang sama untuk dipromosikan Hal tersebut juga akan berdampak kepada kemajuan perusahaan nantinya.


DAFTAR PUSTAKA

2013. Promosi Berdasarkan Senioritas atau Kompetensi?. http://kamusbisnis .com/artikel/promosi-berdasarkan-senioritas-atau-kompetensi/ diakses 1juli 2013.
Juliana, Fida. 2012. Pengaruh Promosi Jabatan Terhadap Kinerja Karyawan . http://fidageulis.blogspot.com/2011/10/pengaruh-promosi-jabatan-terhadap.html?zx=ccc74413e6ef3e7e diakses 1 Juli 2013
Kusairi, M. Ghaza. 2011. Promosi Jabatan Secara Temporer. http://mghazakusairi. wordpress.com/2011/05/14/promosi-jabatab-secara-temporer/ diakses 1 Juli 2013

Santoso, Hari. 2013. Etos Kerja. http://jagadgawe.blogspot.com/. Diakses 1 Juli 2013.
5 Kepo Maksimal: Pertimbangan Promosi Jabatan Berdasarkan Pandangan Subjektif atau Kompetensi yang Objektif share tugas kuliah lagi -_- A.           Judul “Pertimbangan Promosi Berdasarkan Pandangan Subjektif atau Kompetensi yang Objektif” S...

Tidak ada komentar:

< >

viva log