Senin, 12 Januari 2015

Dua Belas Isteri Nabi Muhammad dengan Alasan dan Latar Belakang Pernikahannya Masing – Masing. (MAKALAH)



Banyak kaum kafir yang menyebar fitnah tentang kisah Nabi Muhammad dengan istri-istrinya... disini saya rangkum Makalahnya waktu mendapat tugas dari dosen... sayang sumber bukunya kelupaan, nanti saya cari lagi dan edit cantuman sumber bukunya... :D






1. Sayyidah Khadijah Binti Khuwalid






Semua Mmsa muda Nabi Muhammad dilalui dikota Makkah. Saat itu sebenarnya mudah bagi beliau untuk mencari kesenangan karena godaan ada dimana – mana. Akan tetapi beliau menjalani hari – hari dengan tenang , tentramm serta menjaga kehormatan. Beliau tidak pernah meminang satupun wanita seperti yang dilakukan oleh pemuda lain. Andaikata beliau adalah orang yang haus akan wanita tentu ia akan bersegera melangsungkan pernikahan dalam usia yang sangat muda. Nabi Muhammad yang masih muda saat itu lebih memilih melakukan perniagaan dengan modal harta milik Khadijah binti Khuwailid. Beliau dikenal sebagai pedagang yang jujur dan baik. Hal inilah yang membuat Khadijah kagum.


Siti Khadijah adalah seorang wanita yang memiliki kekayaan melimpah dan memiliki garis keturunan yang terhormat. Beliau adalah seorang wanita janda yang sebelumnya telah menikah dua kali dengan dua orang dari bani Makhzum. Meskipun sering dipinang oleh pembesar Quraisy, namun semuanya ditolak karena tau mereka hanya menginginkan harta benda miliknya.


Khadijah yang mengagumi kejujuran Muhammad, berniat untuk meminang Muhammad sebagai suaminya. Meskipun saat itu jarak umur keduanya sangat jauh, dengan bantuan saudara perempuanya Khadijah berhasil menikah dengan Muhammad jauh sebelum diangkat menjadi seorang Nabi. Rumah tangga keduanya begitu rukun dan bahagia. Namun ditengah malam tertentu Muhammad sering meninggalkan rumah untuk beribadah di gua Hira’, itu semua tentu saja dengan seizin dari Khadijah. Setiap bulan Ramadhan beliau mengasingkan diri dengan hanya membawa sedikit bekal. Andaisaja beliau adalah orang yang mabuk wanita tentu saja beliau tak akan repot – repot meninggalkan rumah untuk beribadah.


Ketika Muhammad diangkat sebagai Nabi, Khadijah adalah wanita pertama yang beriman kepada beliau. Setiap kali Nabi Muhammad mendapat cemoohan dari kaum musrikin, Khadijah selalu mendampingi dan menguatkan beliau.


Ketika menjalani rumah tangga dengan Khadijah, Nabi Muhammad tidak pernah berfikir untuk menikahi wanita lain. Padahal saat itu poligami telah membudaya dikalangan kaumnya. Maka ketika Khadijah wafat, Nabi Muhammad merasa sangat kehilangan. Nabi Muhammad sangat setia terhadap Khadijah. Meskipun memutuskan untuk menikah lagi Nabi Muhammad tetap mengharumkan nama almarhumah isteri pertamanya tersebut. Sampai terkadang terjadi sedikit kecemburuan bagi isterinya yang lain.






2. Saudah binti Zam’ah bin Qais bin Abdu Syams






Saudah binti Zam’ah bin Qais bin Abdu Syams termasuk wanita pertama masuk Islam bersama suaminya As-Sukran yang merupakan saudara sepupunya. Karena keislamanya, Saudah dikucilkan oleh saudara – saudara sepupu serta kerabatnya. Dengan suaminya ia hijrah ke Habasyah ( Ethiopia) untuk menghindari gangguan kaum musyrikin. Ketika kembali ke Makkah suaminya akhirnya meninggal dunia.


Saudah adalah wanita yang gemuk,tua dan lamban. Dia sangat menyadari keadaanya jika sulit baginya untuk mencari laki – laki sebagai pengganti suaminya. Saudah pun tidak mungkin kembali kekeluarganya karena mereka tidak setuju dengan masuknya beliau ke agama Islam.


Namun Nabi Muhammad melakukan hal yang mulia dengan menikahi Saudah. Ini dilakukan untuk melindungi Saudah dari gangguan kaumnya yang terkenal kasar dan bengis. Disamping itu merupakan penghormatan atas sikapnya yang terdepan dalam memeluk agama Islam. Demikian juga sebagai penghargaan atas kesabaranya dalam berkomitmen dengan aqidah yang diyakininya. Dan bagi Saudah sendiri semua beban kerinduan terhadap suaminya menjadi ringan.


Di sisi lain pernikahan ini merupakan strategi halus untuk melunakan hati kaumnya serta membujuk mereka untuk masuk Islam. Karena melalui pernikahan ini secara tidak langsung mereka telah menjadi kerabat dari Nabi Muhammad.






3. Aisyah binti Abu Bakar






Aisyah adalah puteri seorang sahabat terdekat Nabi Muhammad, yaitu Abu Bakar. Abu Bakar adalah sahabat yang selalu berada di samping Nabi Muhammad baik saat hijrah dari Makkah ke Madinah maupun saat berjihad. Abu Bakar rela dengan sepenuh jiwa dan raga serta harta membantu Nabi Muhammad menyebarkan agma Islam. Oleh karena itu Nabi Muhammad mengganggap Abu Bakar sebagai orang yang paling dekat layaknya perdana menteri pertama bagi beliau.


Untuk menambah kemulian sahabat yang palind disayangnya tersebut, maka Nabi Muhammad menikahi Aisyah. Nabi Muhammad menikahi Aisyah disaat beliau berada dalam kondisi membutuhkan seorang pendamping. Sebab isteri beliau yang kedua yaitu Saudah disamping sudah tua, lebih mirip sebagai isteri simbolis bertujuan untuk memuliakan seorang wanita yang berjuang demi Islam, serta untuk melunakan sifat kaumnya hingga dapat membujuk mereka untuk menerima dakwah Islam.


Nabi Muhammad juga manusia biasa yang dapat merasakan lapar, dahaga, puas, terjaga , tidur, sehat , sakit, senang, sedih, marah, dan perasaan lainya seperti manusia yang lain. Nabi Muhammad juga mempunyai rumah yang menjadi kemestian bahwa dalam sebuah rumah adalah keberadaan seorang isteri. Oleh karena itu dapat dimaklumi jika beliau sangat membutuhkan pendamping hidup setelah Khadijah tiada. Pernikahan ini juga bertujuan untuk mempererat tali persahabatan serta persaudaraan antara Nabi Muhammad dengan sahabatnya, yaitu Abu Bakar.


Aisyah adalah seorang wanita yang cerdas dan memiliki daya ingat yang sangat kuat. Beliau terkenal sebagai perawi hadist serta mengerti tentang hukum. Banyak orang – orang yang bertanya tentang persoalan yang menyangkut tentang hadist dan hukum Islam. Tidak jarang para sahabat senior yang menemukan kesulitan dalam suatu persoalan agama, mereka meminta fatwa kepada Sayyididah Aisyah RA. Selain cerdas Aisyah juga dikenal sebagai wanita yang lincah dan fasih dalam berbicara. Beliau dikenal sebagai pewaris sya’ir – sya’ir paling banyak. Kenyataan diatas menunjukan bahwa selain bermanfaat bagi kehidupan Nabi Muhammad, pernikahan ini juga sangat bermanfaat bagi agama Islam.






4. Hafsyah






Hafshah adalah putri Umar bin Khatab, sahabat Nabi Muhammad yang kedua. Beliau sebelumnya telah menikah dengan Khunais bin Hudzafah As-Sahmiya yang meninggal karena luka parah setelah ikut berjuang dalamt perang Badar. Umar bin Khatab selaku bapak dari Hafshah berniat menikahkan puterinya dengan Abu Bakar As-Siddiq namun tak diberi respon dan tak juga diberi jawaban, maka dari itu Umar merasa kesal.


Setelah itu Umar bin Khatab berniat menawarkan putrinya tersebut kepada sahabat yang lain, yaitu Utsman bin Affan yang kebetulan beliau pada waktu itu baru ditinggal istrinya wafat, yaitu Ruqyyah puteri Nabi Muhammad. Namun tawaran tersebut juga ditolaknya dikarenakan Utsman sendiri bermaksud menikahi Ummu Kaltsum yang juga merupakan salah satu puteri dari Nabi Muhammad.


Karena mendapat penolakan dari kedua sahabatnya itu, Umar pun kecewa dan marah. Kemudian beliau mengadukan permasalahanya kepada Nabi Muhammad. Nabi Muhammad sangat mengerti tentang perasaan Umar yang tentu saja sangat sakit. Lalu dengan sikapnya yang sangat terpuji Nabi Muhammad memberikan solusi yang terbaik bagi Umar. Beliau bersabda, ”Hafsyah akan dinikahi oleh orang yang lebih baik dari pada Utsman,dan Utsman akan menikahi pula wanita yang lebih baik dari pada Hafsyah”.


Tak lama berselang Nabi Muhammad melamar Hafsyah, pernikahan ini berlangsung pada tahun ketiga dari hijrahnya Nabi Muhammad ke Madinah. Setelah pernikahan ini Umar merasa terobati sakit hatinya dan merasa sangat gembira. Disisi lain Ustman pun menikah dengan Ummu Kaltsum.


Dengan ini pula telah menjadi bukti bahwa pernikahan tersebut di dasari atas nuansa persahabatan, serta upaya yang sungguh-sungguh menjaga kemurnian persahabatan diantara Nabi Muhammad dengan para sahabatnya. Berkat pernikahan Nabi Muhammad dengan Hafsyah pula Umar bin Khaththab mendapatkan kemuliaan. Sedang bagi Hafsyah juga mendapat kemuliaan karena mendapatkan pengganti pendamping hidup setelah suaminya meninggal akibat perang Badar.






5. Ummu Salamah.






Ummu Salamah Hindun Binti Abu Umayyah Hudfaifah Bin Al Mughirah Al Makhzumi, sebelum menjadi isteri Nabi Muhammad beliau adalah isteri dari Abu Salamah Abdullah bin Abdul Asad bin Makhzum. Bersama suaminya beliau pernah ikut hijrah ke Habasyah ( Ethiopia). Setelah itu mereka juga ikut hijrah kembali ke Madinah. Sang suami yang dikenal sebagai prajurit yang gagah berani pernah ikut dalam perang Badar. Lalu ikut ikut kembali dalam perang Uhud. Namun karena menderita luka parah pada akhirnya beliau wafat.


Perlu diketahui Ummu Salamah masih mempunyai hubungan kekerabatan dengan Nabi Muhammad karena merupakan puteri dari bibi Nabi. Selain itu Ummu Salamah adalah saudara sesusuan beliau. Ketika Suaminya meninggal, Ummu Salamah sudah berusia tua. Beliau pernah dilamar oleh Abu Bakar dan Umar, namun ditolak dengan alasan sudah tua dan mempunyai anak yang banyak, serta memiliki kecemburuan yang tinggi.


Nabi Muhammad mengambil inisiatif untuk menikahi Ummu salamah dengan tujuan memberikan perlindungan dan pemeliharaan kepada beliau serta anak – anaknya . Pernikahan itu juga sebagai balasan atas jasa yang telah diberikan suaminya untuk agama Islam sendiri. Apalagi Nabi Muhammad melihat Ummu Salamah terlihat sedih setelah suaminya meninggal.






6. Zainab binti Khuzaimah.






Zainab pada masa jahiliyah dikenal sebagai ibu orang – orang miskin ( Ummul Masaakiin). Sebelumnya beliau adalah isteri Thufail bin Harits bin Muthalib, salah seorang pejuang yang gugur dalam perang Uhud. Dalam versi lain beliau adalah isteri Abdullah bin Jahsy yang juga gugur dalam perang Uhud. Zainab bukanlah seorang wanita yang cantik. Beliau sudah tua dan mempunyai anak.


Lalu dengan maksud memberi kemaslahatan kepada Zainab serta untuk memberi penghidupan kepada anak – anaknya, Nabi Muhammad menikahi beliau. Itulah balasan yang diberikan oleh Nabi Muhammad atas perjuangan suami Zainab di medan jihad. Pernikahan yang terjadi pada tahun ketiga hijriah ini hanya berlangsung tiga bulan karena Zainab dipanggil lebih dahulu kehadirat Illahi.






7. Juwairiyah binti Al Harits bin Abu Dhirar Al Khuza’iyah






Telah dijelaskan diatas beliau adalah puteri pemimpin bani Musthaliq yang jelas – jelas memusuhi Nabi Muhammad. Ayahnya Al Harits bin abu Dhirar serta kaumnya kalah dalam suatu peperangan melawan pihak kaum muslimin. Juwairiyah yang pada saat itu menjadi tawanan berada di tangan Tsabit bi Qais, kemudian Tsabit bin Qais sendiri memberikan syarat kepada Juwairiyah hingga dapat terbebas,syarat tersebut adalah Juwairiyah harus melunasi harga dirinya sendiri. Tak ada yang dapat diharapkan oleh Juwairiyah seseorang yang dapat membantunya selain Nabi Muhammad. Maka beliau datang menemui Nabi Muhammad dengan maksud agar dibantu dan dapat membebaskan dirinya sebagai tawanan


Sungguh mulia apa yang menjadi jawaban Nabi Muhammad, tidak hanya membantu membebaskan Juwairiyah, beliau juga meminang Juwairiyah dengan tujuan untuk memuliakanya. Pernikahan tersebut kini membawa pengaruh yang luar biasa, saat itu kaum muslimin dengan sukarela membebaskan para tawanan dan memerdekakanya karena mengganggap bani Musthaliq telah menjadi salah satu kerabat Nabi Muhammad. Sedangkan di sisi lain bani Musthaliq akhirnya bersedia untuk menerima dan memeluk agama Islam, dan setia dalam barisan para pembela islam. Dengan demikian pernikahan ini membawa kemaslahatan bagi agama Islam karena mendapat tambahan kekuatan dari bani Musthaliq dalam perjuangan membela Islam.






8. Ummu Habibah binti Abu Sufyan bin Harb






Sebelumnya beliau bernama Ramlah, beliau masuk Islam meskipun ditentang oleh ayahnya sendiri yang bernama Abu Sufyan. Abu Sufyan terkenal sebagai musuh Nabi yang sangat sirik dan keras pada saat itu. Bersama suaminya terdahulu Ummu Habibah ikut hijrah ke Habasyah ( Ethiopia ). Akan tetapi sesampainya di daerah tujuan, sang suami murtad dan memeluk Nashrani. Saat itu Ummu Habibah juga diajak oleh suaminya masuk ke Nashrani, tetapi ditolak. Tak lama kemudian sang suami meninggal dunia.


Pengorbanan Ummu Habibah begitu besar. Beliau rela menderita hijrah ke Habsyah demi mempertahankan keislamanya. Beliau rela meninggalkan suaminya yang murtad dari jalan Islam. Serta beliau lebih memilih Islam meskipun ditentang oleh ayahnya sendiri. Didasari hal itulah Nabi Muhammad memberi balasan dengan memuliakan beliau yaitu dengan menikahinya. Pernikahan ini bertujuan untuk menyelamatkan Ummu Habibah dari kesulitan, keterasingan, kesendirian serta kemiskinan. Di sisi lain pernikahan ini juga bertujuan untuk melunakan hati Abu Sufyan agar dapat menerima Islam.






9. Zainab binti Jahsy bin Ri’ab






Seperti yang telah disebutkan diatas bahwa Zainab adalah puteri dari bibi Nabi. Zainab meruPakan mantan isteri Zaid, seorang budak yang kemudian dijadikan anak angkat oleh Nabi Muhammad. Atas dasar perintah Allah, Nabi Muhammad meminta Zainab agar mau menikah dengan Zaid. Akan tetapi dalam kehidupan rumah tangga mereka, Zainab dan Zaid tidak begitu bahagia. Hal ini karena Zainab merasa martabatnya sebagai putreri bangsawan Quraisy lebih tinggi dibandingkan Zaid yang hanya seorang budak. Setelah beberapa lama Zaid menyampaikan keadaan rumah tangganya kepada Nabi Muhammad dan berniat akan menceraikanya. Sebenarnya Nabi Muhammad sudah tahu bahwa Zaid akan menceraikan Zainab karena Allah telah memberi tahu beliau melalui wahyu, yang kemudian Nabi Muhammad diperintahkan untuk menikahi mantan isteri anak angkatnya. Namun Rasulullah tetap meminta Zaid untuk mengurungkan niatnya. Kehendak Allah tidak dapat terelakan, Zaid pun menceraikan Zainab.


Banyak sekali cerita - cerita kurang menyenangkan yang hadir mengenai pernikahan ini, kabar bohong yang sengaja disebar kaum munafik untuk menjatuhkan Nabi Muhammad, salah satu bukti kebohongan ini adalah cerita yang mereka perbuat untuk menggambarkan kronologis awal terjadinya pernikahan tersebut, sebagai contoh suatu perkataan yang menggambarkan bahwa suatu hari nabi datang untuk bertamu ke rumah Zaid akan tetapi pada saat itu Zaid tidak berada di rumah, Zainab mempersilahkan nabi untuk masuk namun nabi menolaknya,setelah Zaid kembali zainab menceritakanya kepada suaminya,setelah itu Zaid pergi dan menemui Rasulullah, Zaid berniat menceraikan Zainab untuk nabi namun saat itu nabi berkata”tahanlah terus istrimu dan bertakwalah kepada Allah”


Versi lain juga menceritakan suatu hari Nabi datang kerumah Zaid namun nabi tidak menemukanya saat itu beliau melihat Zainab sedang duduk di kamarnya sedang berdandan dan memakai parfum,saat nabi memandanginya setelah itu beliau pulang.Setelah Zaid pulang Zainab menceritakan kejadian itu pada suaminya, Zaid berkata”engkau telah membuat Nabi merasa kagum, lalu bagaimana jika aku menceraikanmu agar beliau dapat menikahimu?” Zainab berkata,” aku kawatir engkau menceraikanku sementara beliau tidak juga mengawiniku” setelah itu Zaid pergi ke rasulullah dan menceritakan maksudnya tersebut namun,saat itu nabi berucap,” tahanlah terus istrimu dan bertakwalah kepada Allah.” Sebenarnya cerita-cerita tersebut sangatlah tidak pantas di alamatkan kepada Nabi Muhammad,banyak hakikat yang dapat menangkis fitnah tersebut, fakta menjelaskan Zaid adalah bekas tawanan masa Jahiliyah, saat itu ia dibeli Khadijah namun oleh Khadijah beliau di hibahkan ke Nabi, saat itu ia diangkat oleh Nabi Muhammad sebagai anak angkat .kemudian saat Zaid dan Zainab sendiri sudah menikah nabi mengetahui niat Zaid untuk menceraikan Zainab hal itu juga di karenakan sikap Zainab yang belum mampu menanggalkan gengsimya karena kemuliaan nasabnya, tak jarang perlakuan itu Zainab tunjukkan pada suaminya secara tidak pantas serta memperdengarkan kepada Zaid perkataan-perkatan yang menyakitkan, hingga pernah di ceritakan pada suatu saat Zainab tidak memperkenankan Zaid untuk menyentuh tubuhnya, sebagaimana layak seorang suami menyentuh istrinya. Karena tidak tahan akan perlakuan isterinya mana Zaid menceraikan Zainab.


Kemudian Rasulullah menikahi Zainab sesuai syari’at Illahi. Hal ini juga bertujuan untuk menghapus kebuasaan masyarakat Arab yang mengharamkan seorang laki – laki untuk menikahi mantan isteri anak angkatnya sendiri. Dengan contoh yang nyata tersebut akhirnya kebiasaan bangsa Arab tersebut dapat ditinggalkan.






10. Shafiyah binti Huyay bin Akhthab






Merupakan wanita yang memiliki hikmah, cerdas, serta kedermawanan. Shafiyah binti Huyay bin Akhthab adalah seorang wanita berkebangsaan Yahudi, beliau pernah mempunyai dua orang suami yang sama-sama berkebangsaan Yahudi, yaitu Salam bin Misykam dan Khinanah bin Ar-Rbi’bin Abu Al Haqiq. Shafiyah merupakan salah satu tawanan perang Khaibar. Suatu saat Dihyah Al Kalbi meminta kepada rasulullah untuk memberikanya seorang budak wanita,oleh Nabi Muhammad beliau dipersilakan untuk memilih sendiri wanita mana yang ia sukai, kemudian Dihyah memilih Shafiyah. Pada saat itu para sahabat memberitahu Nabi bahwa ia adalah putri pemimpin bani Quraizhah dan bani Nadhir, mereka berpendapat hanya Nabi Muhammadlah yang pantas mendapatkanya, maka saat itu Nabi meminta Dihyah untuk meilih wanita yang lain selain Shafiyah.


Oleh Nabi Muhammad, Shafiyah diberi pilihan antara dipulangkan ke kaumnya atau dimerdekakan dan kemudian di nikahi oleh Nabi. Namun Shafiyah lebih memilih untuk menikah dengan Nabi Muhammad.


Konon sebelum peristiwa ini terjadi, yaitu ketika Shafiyah masih berstatus sebagai istri Kinanah, beliau pernah bermimpi melihat bulan jatuh di kakinya, lalu beliau menceritakan hal tersebut kepada suaminya. Kinanah berkata, ”tidak ada makna lain dari mimpi ini kecuali bahwasanya engkau mengharap untuk menjadi istri bagi penguasa Hijaz yakni Muhammad.” kemudian sang suami menampar Shafiyah hingga terdapat memar di kedua matanya. Saat Shafiyah dipersembahkan kepada Nabi Muhammad, terlihat bekas lebam dikedua matanya. Nabipun bertanya mengenai hal itu, Shafiyah akhinya bercerita kepadanya.


Tujuan dari pernikahan ini begitu mulia yaitu untuk menjaga dan memelihara seorang wanita tawanan perang, apalagi ia merupakan puteri dari pemimpin kaumnya. Andai saja Shafifah jatuh ketangan laki - laki yang salah maka sepanjang hidupnya akan menderita dalam status sosial yang rendah. Selain itu pernikahan ini juga didasarkan kehendak Shafifah yang memilih dinikahi oleh Nabi dibandingkan pulang ke kaumnya.






11. Maimunah binti Al Harits bin Hazn Al Hilaliyah






Beliau adalah wanita yang memiliki hubungan kekerabatan dengan pemuk abangsa Arab. Misalnya saudara kandungnya adalah:Ummu Fadhl Lubabah Al Kubra,merupakan istri Al Abbas bin abdul Muthalib(paman nabi),kemudian Asma’merupakan istri Ubay bin Khalaf Al Jumahiy,Azzah yang merupakan istri Ziyadah bin Abdullah Al Jumahiy,Asma binti Umais istri Ja’far bin abu Thali,serta Salma binti Umais yang merupakan istri Abdul malik bin Ka’ab bin Munabbih Al Khats’amiy.


Maimunah sebelumnya telah janda dua kali. Setelah suami keduanya meinggal, Abbas bin Abdul Muthalib meminta kepada Nabi Muhammad untuk menikahi Maimunah. Nabi pun menerima tawaran tersebut. Dan akhirnya Nabi Muhammad menikah dengan Maimunah. Sebelumnya ada beberapa perkara yang berkaitan dengan pernikahan ini yang harus dipahami:


a) Maimunah mempunyai saudara perempuan yang merupakan isteri dari Abbas bin Muthalib ( paman Nabi). Saudara perempuan kedua adalah isteri Ja’far bin Abu Thalib, sedangkan saudara perempuan yang satunya adalah isteri Hamzah bin Abdul Muthalib (juga paman Nabi). Abbas, Ja’far, dan Hamzah adalah orang – orang terdekat Nabi Muhammad dan sangat dicintainya.


b) Abbas bin Abdul Muthalib dan Ja’far bin abu Thalib menawarkan Maimunah kepada Nabi Muhammad, mereka menginginkan kemuliaan bagi Maimunnah sekaligus bagi keduanya. Untuk menghargai dan menunjukan rasa cinta dan setia dari Nabi untuk persahabatan, beliau sangat sulit untuk menolak tawaran tersebut.


c) Saudara Maimunah telah menikah dengan para pemuka agama islam, maka sangat wajar jika beliau ingin menyamai saudara-saudaranya.


d) Pada saat itu pula Maimunah hanyalah seorang wanita kurang memiliki daya tarik para laki-laki karena saat itu ia sudah menjanda dan usianya sudah tua.


e) Maimunah adalah wanita yang menghibahkan dirinya bagi Nabi.


Dapat disimpulkan bahwa pernikahan tersebut merupakan contoh kemuliaan jiwa Nabi Muhammad, beliau tidak mungkin menolak keinginan kedua paman yang sangat disayanginya. Dan juga tidak mungkin beliau mengecewakan wanita yang telah minghibahkan dirinya sendiri untuk Nabi.






12. Mariyah Al Qibthiyah






Mariyah adalah istri Nabi yang terakhir. Suatu ketia Nabi Muhammad mengutus Abu Balta’ah untuk mengantarkan surat yang berisi ajakan untuk menerima ajaran Islam kepada Al Muqauqis yang merupakan penguasa di negri Iskandaria dan Mesir. Al Muqauqis sendiri sangat senang dan menyambut baik tawaran tersebut, maka beliau mengirimkan berbagai hadiah kepada Nabi Muhammad. Salah satu diantaranya adalah Mariyah Al Qibthiyah dan saudara perempuanya yaitu Sirin Wakhashi. Dikisahkan pula bahwa diantara hadiah tersebut terdapat empat wanita.





Kemudian Nabi Muhammad memberikan Sirin pada Hasan bin Tsabit untuk dinikahi yang pada akhirnya melahirkan anak bernama Abdurrahman. Sedangkan Nabi sendiri menikahi Mariyah dan dikaruniahi putra bernama Ibrahim. Sebenarnya pernikahan ini semata – mata hanya untuk menghormati pemberian oleh Al Mugauqis. Karena pada saat itu Nabi Muhammad sedang giat dalam menyebarkan agama. Andaisaja Mariyah dikembalikan maka dikhawatirkan Muqauqis akan tersinggung dan mengganggap bahwa Nabi begitu arogan. Pernikahan ini juga merupakan salah satu contoh nyata terhadap hukum yang memperbolehkan bagi seorang muslim untuk menikahi wanita ahli kitab (penganut ajaran agama Nashrani atau Yahudi).
5 Kepo Maksimal: Januari 2015 Banyak kaum kafir yang menyebar fitnah tentang kisah Nabi Muhammad dengan istri-istrinya... disini saya rangkum Makalahnya waktu mendapat tu...

Cara download file dari link adf.ly

Ketika kita ingin mendownload file dari web atau blog kadang kita harus melewati halaman web adfly. Adf.ly adalah layanan web yang gunanya buat memperpendek/menyembunyikan link asli. Gimana cara melewatinya? bagi yang suka download pasti udah tau, nah bagi yang belum tau nih caranya.

Ketika kita membuka link adf.ly akan muncul tampilan dibawah ini,
pada pojok kanan atas ada tulisan please wait... 5 second
tungguin aja 5 detik



Setelah 5 detik berlalu akan muncul tombol SKIP ADD seperti gambar dibawah, klik aja lalu kamu akan diarahkan ke link download file yang sebenarnya seperti indowebster, tustfile, idupin dan banyak yang lainya.


Selamat mendownload :)

5 Kepo Maksimal: Januari 2015 Ketika kita ingin mendownload file dari web atau blog kadang kita harus melewati halaman web adfly. Adf.ly adalah layanan web yang gunanya ...

14 Kaidah Management (Makalah dengan studi kasus)



Waktu saya masih kuliah saya pernah dikasih tugas tentang masalah Kaidah Management, berhubung kemaren adik angkatan ada yang nanyain... saya pindahin aja kesini, sebenernya sudah pernah saya post di blog wp cuman karena lupa password saya repost disini deh... semoga bermanfaat :)




14 KAIDAH MANAJEMEN


Henry Fayol sebagai seorang tokoh manajemen berpendapat bahwa ada prinsip-prinsip manajemen tertentu yang dapat diajarkan dan dipelajari. Henry Fayol lebih menjuruskan perhatiannya kepada pimpinan tingkat atas. Pada tahun 1908, Henry Fayol mengeluarkan sebuah buku yang berjudul Administration Industrielle et General. Dalam bukunyua tersebut Henry Fayol menegemukakan prinsip-prinsip manajemen, yaitu:

1. Division Of Work (Pembagian Kerja)

2. Authority and Responsibility (Wewenang dan Tanggung Jawab

3. Dicipline (Disiplin)

4. Unity of Command (Kesatuan Perintah)

5. Unity of direction (Kesatua Arah)

6. Subordination of Individual Interest to General Interest ( Kepentingan umum lebih dipentingkan dari kepentingan pribadi

7. Balas Jasa

8. Centralization (Pemusatan)

9. Scalar Chain (Rantai skalar, jenjang bertangga)

10. Order (Ketertiban)

11. Equity (Keadilan)

12. Kontinuitas / Stability of Tonure of Personnel ( Stabilitas pegawai

13. Initiative (Inisiatif)

14. Ecsprit de Corps ( Semangat kesatuan korps)

Berikut Analisa masing-masing dari kaidah manajemen berserta studi kasus pada sebuah warnet NEO.net.


1. Division Of Work (Pembagian Kerja)

Pembagian kerja harus memperhatikan kualitas fisik, moral, mental, pendidikan, dan pengalaman. Pembagian kerja yang disesuaikan dengan kemampuan dan keahlian bertanggung jawab, sehingga pelaksanaan kerja berjalan dengan efektif. Oleh karena itu, dalam penempatan karyawan harus menggunakan prinsip the right man in the right place. Pembagian kerja harus rasional/objektif, bukan emosional subyektif yang didasarkan atas dasar like and dislike.

Tujuan dari pembagian kerja adalah menghasilkan pekerjaan yang lebih banyak dan lebih baik dengan usaha yang sama. Pembagian kerja memungkinkan pengurangan sasaran, terhadap mana perhatian harus diarahkan dan dikenal sebagai alat terbaik memnfaatkan individu-individu dan kelompok orang.

Bentuk pembagian kerja di Perusahaan Warnet NEO meliputi Direktur sebagai pemilik, Manajer, Supervisor, Teknisi, Operator ,dan Office Boy.








Bagan Organisasi


Dari bagan diatas terlihat setiap individu atau satuan memiliki tugasnya masing-masing.

· Direktur sebagai pemilik memiliki wewenang penuh terhadap perusahaan.

· Manajer bertanggung jawab atas jalanya perusahaan.

· Supervisor 1 memiliki tugas untuk mengelola keuangan Warnet.

· Supervisor2 bertugas mengawasi kinerja dari karyawan – karyawan seperti Operator, Kasir, dan Office Boy.

· Teknisi bertugas melakukan maintenance dan bertanggung jawab terhadap kondisi Software, Hardware yang ada di Warnet.

· Kasir bertugas mengelola keuangan yang masuk dari pelanggan.

· Operator mengawasi dan membantu pelanggan jika mengalami kesulitan.

· Ofiice Boy bertanggung jawab atas semua ang berhubungan dengan kebersihan warnet.

Setiap komponen hanya melakukan apa yang harus dikerjakanya. Misalnya Kasir hanya bekerja sesuai posisi yang ditempatinya, begitu pula dengan komponen-komponen yang lain. Jika Kasir melakukan pekerjaan sebagai Operator maka akan terjadi pengurangan kinerja, karena konsentrasi akan terbagi jika harus melakukan beberapa perkerjaan secara bersamaan.



2. Authority and Responsibility (Wewenang dan Tanggung Jawab)

Menurut Hasibuan adalah kekuasaan yang sah yang dimiliki oleh seseorang untuk memerintah orang lain berbuat atau tidak berbuat.

Sedangkan T. Hani Handoko mengemukanan definisi dari wewenang, adalah hak untuk melakukan sesuatu atau memerintah ornag lain untuk melakukan atau tidak melakukan sesuatu, agar tercapai tujuan tertentu.

Authority (wewenang) adalah hak untuk memberi instruksi dan kekuasaan meminta kepatuhan. Authority bersumber dari intelegensia, pengalaman, nilai moral, kesanggupan memimpin, dan pelayanan masa lalu. Sedangkan responsibility (tanggung jawab) tugas dan fungsi-fungsi yang harus dilakukan oleh seseorang, dan agar dapat dilaksanakan responsibility harus diberikan.

Tanggung jawab adalah kewajiban untuk melakukan sesuatu yang timbul karena seseorang telah menerima wewenang.

Menurut Hasibuan, Tanggung Jawab atau Responsibility adalah keharusan untuk melakukan semua tugas-tugas (kewajiban) yang dibebankan kepada seseorang, sebagai akibat dari wewenang yang diterimanya atau dimilikinya.

Wewenang yang tidak disertai dengna tanggung jawab adalah buta, dan tanggung jawab yang tidak dilengkapi wewenang adalah celaka. Antara wewenang dan tanggung jawab harus seimbang, makin besar wewenang , makin besar tanggung jawabnya.
Tanggung jawab terbesar terletak pada manajer puncak. Kegagalan suatu usaha bukan terletak pada karyawan, tetapi terletak pada puncak pimpinannya karena yang mempunyai wewemang terbesar adalah manajer puncak. oleh karena itu, apabila manajer puncak tidak mempunyai keahlian dan kepemimpinan, maka wewenang yang ada padanya merupakan boomerang.

Keahlian dan kepemimpinan merupakan dasar dari pada wewenang dan tanggung jawab. Oleh karena itu, seorang manajer yang mempunyai keahlian dan kepemimipinan akan mampu memberikan pertanggungjawaban sesuai dengan wewenang yang ada padanya.

Wewenang dan tanggung jawab harus seimbang. Pendelegasian Wewenang adalah memberikan sebahagian pekerjaan atau wewenang oleh delegator (atasan) kepada delegate (bawahan), untuk dikerjakan atas nama delegator. Wewenang dapat didelegasikan, sedangkan tanggung jawab tidak dapat didelegasikan.


Beberapa asas yang menjadi alasan mengapa pendelegasian wewenang merupakan hal yang sangat penting dalam suatu organisasi/perusahaan: asas kepercayaan, asas hasil yang diharapkan, asas kejelasan tugas, asas rantai berkala, asas tingkat wewenang, asas kesatuan komando, asas keseimbang wewenang dan tanggung jawab, asas pembagian kerja, asas efisiensi, asas kemutlakan tanggung jawab.


Dari bagan Organisasi NEO.net dapat dijelaskan bahwa komponen yang atas memiliki wewenang untuk mengatur komponen dibawahnya. Sedangkan komponen dibawah memiliki pertanggung jawaban terhadap komponen diatasnya. Direktur memiliki wewenang terhadap Managernya, Manager memiliki wewenang terhadap Supervisor dan Teknisi dan begitu seterusnya sampe ketinggat paling bawah. Sebaliknya Operator, Kasir, dan Office Boy memiliki pertanggung jawaban terhadap Supervisor, supervisor memiliki pertanggung jawaban kepada Manager dan seterusnya sampai ketinggkat yang paling atas.



3. Dicipline (Disiplin)

Disiplin yakni melakukan apa yang sudah disetujui bersama antara pemimpin dengan karyawannya, baik secara tertulis, lisan, atau berupa kebiasaan-kebiasaan. Disiplin sangat penting karena suatu usaha tidak akan mengalami kemajuan tanpa adanya disiplin pada pihak atasan dan bawahan.

Disiplin ini sangat erta hubungan dengan wewenang. Apabila wewenang tidak berjalan dengan semestinya, maka disiplin akan hilang. Pelaksanaan wewenang yang dipaksakan tidak akan menimbulkan disiplin hidup melainkan disiplin mati. Hal ini akan membawa suasana kerja diliputi ketakutan sehingga pekerja tidak bekerja dengan kesadaran dan tanggung jawab sepenuhnya.

Oleh karena itu, pemegang wewenang harus dapat menanamkan rasa disiplin terhadap dirinya sendiri sehingga mempunyai tanggung jawab terhadap pekerajaan sesuai dengan wewenang yang ada padanya.

Pengertian disiplin dikemukakan juga oleh Nitisemito, 1988, yang mengartikan disiplin sebagai suatu sikap, perilaku dan perbuatan yang sesuai dengan peraturan dari perusahaan, baik tertulis maupun tidak tertulis.

Menurut Nitisemito, 1988 terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi timbulnya perilaku disiplin kerja, yaitu: tujuan pekerjaan dan kemampuan pekerjaan, teladan pimpinan, kesejahteraan, keadilan, pengawasan melekat (waskat), sanksi hukum, ketegasan, dan hubungan kemanusiaan.

Berdasarkan pengertian-pengertian tersebut dapat ditarik indikator-indikator disiplin kerja sebagai berikut:

a) Disiplin kerja tidak semata-mata patuh dan taat terhadap penggunaan jam kerja saja, misalnya datang dan pulang sesuai dengan jadwal, tidak mangkir jika bekerja, dan tidak mencuri-curi waktu;

b) Upaya dalam mentaati peraturan tidak didasarkan adanya perasaan takut, atau terpaksa;

c) Komitmen dan loyal pada organisasi yaitu tercermin dari bagaimana sikap dalam bekerja. Apakah karyawan serius atau tidak; loyal atau tidak? Apakah pegawai dalam bekerja tidak pernah mengeluh, tidak berpura-pura sakit, tidak bekerja dengan semangat tinggi.



Sebaliknya, perilaku yang sering menunjukkan ketidakdisiplinan atau melanggar peraturan terlihat dari tingkat absensi yang tinggi, penyalahgunaan waktu istirahat dan makan siang, meninggalkan pekerjaan tanpa ijin, membangkang, tidak jujur, berjudi, berkelahi, berpura-pura sakit, sikap manja yang berlebihan, merokok pada waktu terlarang dan perilaku yang menunjukkan semangat kerja yang rendah.



Penerapan Disiplin di NEO.net dilakukan dengan membuat aturan-aturan dan sangsi-sangsi bagi yang melanggar peraturan tersebut. Misalnya aturan karyawan harus memakai seragam dengan rapi, aturan karyawan tidak boleh terlambat jika terlambat makan akan mendapat denda, aturan tidak boleh bermain saat jam kerja baik komputer maupun HP.



4. Unity of Command (Kesatuan Perintah)

Untuk setiap tindakan, seorang pegawai harus menerima instruksi dari seorang atasan saja. Bila hal ini dilanggar, wewenang berarti dikurangi, disiplin terancam, keteraturan terganggu, dan stabilitas mengalami cobaan. Seseorang tidak mungkin melaksanakan instruksi yang sifatnya dualistis.

Dalam melakasanakan pekerjaan, karyawan harus memperhatikan prinsip kesatuan perintah sehingga pelaksanaan kerja dapat dijalankan dengan baik. Karyawan harus tahu kepada siapa ia harus bertanggung jawab sesui dengan wewenang yang diperolehnya. Perintah yang datang dari manajer lain kepada serorang karyawan akan merusak jalannya wewenang dan tanggung jawab serta pembagian kerja

Kesatuan arah dapat menjamin tertibnya lalu lintas wewenang dan tanggung jawab dalam pelaksanaan kerja, sehingga kegiatan kerja terarah pada sasarannya dan menjamin tercapai tujuan usaha. Tidak mungkin terdapat hak untuk memerintah orang lain mengerjakan sesuatu tanpa adanya wewenang.

Oleh karena itu, kesatuan perinta merupakan landasan untuk meminta pertanggungjawaban bawahan sesuai dengan wewenang yang ada padanya. Dengan kata lain Unity of Comand merupakan pelaksanaan untuk terjaminnya authority dan responsibility.

Bentuk kesatuan perintah di NEO.net adalah perintah dari direktur untuk pelaksanaan tugas masing-masing karyawab dengan sebaik-baiknya agar pelayanan terhadap pelanggan menjadi maksimal. Semua karyawan harus bersikap ramah terhadap semua pelanggan. Selain itu semua karyawan harus mematuhi semua peraturan yang telah dibuat.

Direktur memerintahkan manager untuk mengelola warnet agar usaha warnetnya dapat berlajan. Agar tujuannya tercapai manager memerintahkan supervisor 1 untuk mengelola keuangan dan supervisor dua untuk mengatur karyawan dibawahnya. Manager juga memiliki wewenang terhadap teknisi agar kondisi hardware dan sofware terjaga dengan baik, semua itu dilakukan untuk menjalankan perintah direktur. Supervisor 1 memerintahkan pihak kasir untuk membuat laporan keuangan yang kemudian dibukukan. Supervisor 2 memiliki hak memerintah para operator dan office boy agar pelanggan NEO.net merasa nyaman berada di warnet.

5. Unity of direction (Kesatua Arah)

Prinsip ini dapat dijabarkan memjadi kesatuan tindakan, koordinasi, kekuatan, dan memfokuskan usaha (satu arah, satu tujuan, satu pimpinan). Dalam melaksanakan tugas-tugas dan tanggung jawabnya, karyawan perlu diarahkan menuju sasarannya. Oleh karena itu perlu adanya bimbingan terhadap seluruh pegawai supaya mereka menyadario sepenuhnya akan tugas dan kewajibannya.

Kesatuan pengarahan bertalian erat dengan pembagian kerja. Suatu pembagian kerja yang tidak sesuai dengan kebutuhan akan menyebabkan pelaksanaa kerja tidak terarah pada sasaranya.

Kesatuan pengarahan tergantung pula terhadap kesatuan perintah. Dalam pelaksanaan kerja bisa saja terjadi adanya dua perintah sehingga menimbulkan arah yang berlawanan. Oleh karena itu, perlu alur yang jelas dari mana karyawan mendapat wewenang untuk pmelaksanakan pekerjaan dan kepada siapa ia harus mengetahui batas wewenang dan tanggung jawabnya agar tidak terjadi kesalahan. Pelaksanaan kesatuan pengarahan tidak dapat terlepas dari pembaguan kerja, wewenang dan tanggung jawab, disiplin, serta kesatuan perintah.

Agar usahanya maju, NEO.net sangat memerlukan kesatuan arah diantara komponennya. Pelaksanaan tugas masing-masing secara bertanggung-jawab, disiplin, dan sesuai kesatuan perintah. Semua tindakan-tindakan karyawan dalam melaksanaan tugasnya harus sesuai dengan perintah pimpinan. Oleh karena itu sebelum mulai bekerja, karyawan diberi instruksi tentang tugas-tugas yang harus dilakukanya. Jika tidak mereka tidak akan tahu bagaimana melaksanakan tugasnya yang akan mempengarui karyawan atau komponen lain di dalam struktur organisasi NEO.net.



6. Subordination of Individual Interest to General Interest ( Kepentingan umum lebih dipentingkan dari kepentingan pribadi)

Dalam sebuah perusahaan kepentingan pribadi tidak boleh diatas kepentingan perusahaan. Hal ini merupakan syarat yang sangat penting agar setiap usaha berjalan dengan lancar sehingga dapat tercapai tujuannya. Berhasilnya suatu usaha akan menyangkut kepentingan-kepentingan seluruh pegawai khususnya, dan kepentingan masyarakat pada umumnya.
Setiap karyawan dapat mengabdikan kepentingan pribadi kepada kepentingan organisasi apabila memiliki kesadaran bahwa kepentingan pribadi sebenarnya tergantung kepada berhasil-tidaknya kepentingan organisasi. Prinsip pengabdian kepentingan pribadi kepada kepentingan organisasi dapat terwujud, apabila setiap karyawan merasa senang dalam bekerja sehingga memiliki disiplin yang tinggi.

Setiap komponen di NEO.net dari tingkat pimpinan sampai karyawan harus mementingkan kepentingan umum dalam hal ini perusahaan. Kepentingan NEO.net adalah menyediakan pelayanan yang sebaik-baiknya bagi pelangganya agar warnetnya semakin banyak dikunjingi. Untuk itu perusahaan berusaha memberikan kenyamanan baik dari segi keramah-tamahan karyawannya, unggul dalam hardware dan software, serta kebersihan. Semua itu tak akan tercapai jika masing-masing komponen mementingkan kepentingan sendiri diatas kepentingan perusahaan.

Misalnya, jika direktur NEO.net hanya memikirkan laba daripada kelangsungan perusahaan maka keinginanya tidak akan tercapai. Untuk itu seorang direktur harus memikirkan hal lain misalnya saja kesejahteraan karyawan sehingga mereka bekerja tanpa paksaan dan penuh tangung jawab. Kinerja karyawan yang baik akan berpengaruh terhadap pelayanan dan pada akhirnya tujuan NEO.net untuk maju akan tercapai.

7. Balas Jasa

Balas Jasa dalam organisasi atau perusahaan dalam hal ini bisa desebut dengan Gaji . Gaji adalah harga dari layanan yang diberikannya. Balas Jasa harus adil, sejauh mungkin memberi kepuasan baik pada pegawai maupun perusahaan. Manusia memiliki kebutuhan spiritual dan material yang harus dipenuhi. Tingkat gaji dipengaruhi oleh biaya hidup, permintaan dan penawaran tenaga kerja, keadaan umum perusahaan, posisi ekonomi perusahaan, dan tergantung pula dari pendidikan dan pengalaman pegawai.

upah bagi karyawan merupakan kompensasi yang menentukan terwujudnya kelancaran dalam bekerja. Karyawan yang diliputi perasaan cemas dan kekurangan akan sulit berkonsentrasi terhadap tugas dan kewajibannya sehingga dapat mengakibatkan ketidaksempurnaan dalam bekerja. Penggajian yang tidak cukup akan menimbulkan indisipliner para pegawai, sehingga sulit diarahkan pada tujuan yang hendak dicapai.

Oleh karena itu, dalam prinsip penggajian harus dipikirkan bagaimana agar karyawan dapat bekerja dengan tenang. Sistem penggajian harus diperhitungkan agar menimbulkan kedisiplinan dan kegairahan kerja sehingga karyawan berkompetisi untuk membuat prestasi yang lebih besar. Prinsip more pay for more prestige (upaya lebih untuk prestasi lebih), dan prinsip upah sama untuk prestasi yang sama perlu diterapkan sebab apabila ada perbedaan akan menimbulkan kelesuan dalam bekerja dan mungkin akan menimbulkan tindakan tidak disiplin.

Di NEO.net penggajian dilakukan setiap bulan. Tentu saja gaji dari masing-masing komponen akan berbeda sesuai tingkatan jabatanya. Gaji seorang manajer tentu lebih tinggi dibanding supervisor dan seterusnya, karena seorang manager bertanggung jawab terhadap semua yang ada di dalam NEO.net, baik karyawan, kenyamanan pelanggan, kebersihan tempat usaha, dan lain-lain. Penggajian yang adil berdasarnya besarnya tanggung jawab yang diemban masing-masing komponen atau karyawan. Seorang Office Boy memiliki gaji paling rendah karena hanya memiliki tanggung-jawab terhadap kebersihan di NEO.net.

8. Centralization (Pemusatan)

Masalah sentralisasi dan desentralisasi adalah masalah pembagian kekuasaan. Pada organisasi kecil, sentralisasi dapat diterapkan. Akan tetapi pada organisasi yang besar harus diterapkan desentralisasi.

Pemusatan wewenang akan menimbulkan pemusatan tanggung jawab dalam suatu kegiatan. Tanggung jawab terakhir terletak ada orang yang memegang wewenang tertinggi atau manajer puncak. Pemusatan bukan berarti adanya kekuasaan untuk menggunakan wewenang, melainkan untuk menghindari kesimpangsiurang wewenang dan tanggung jawab. Karena kesimpangsiuran dalam lalu lintas wewenang akan berakibat pada pelaksanaan pekerjaan sehingga tujuan yang hendak dicapai mengalami kegagalan. Pemusatan wewenang ini juga tidak menghilangkan asas pelimpahan wewenang (delegation of authority).

Di NEO.net pusat kekuasan dipegang oleh direktur sebagai pemilik. Meskipun memiliki wewenang yang besar, akan tetapi tidak dapat langsung menyalurkan wewenangnya ke tinggat organisasi yang paling bawah, dalam hal ini operator atau office boy. Pelimpahan wewenang harus urut sesuai bagan, direktur hanya bisa melimpahkan wewenang kepada Manager. Misalnya jika ada office boy melakukan tindakan yang dapat merugikan NEO.net maka direktur hanya dapat meminta pertanggung jawaban kepada manajer. Lalu manager menegur supervisor dan seterusnya hingga supervisor yang berhak menegur office boy tersebut. Disini terlihat pertanggungjawaban seorang manager begitu besar terhadap seorang direktur.

9. Scalar Chain (Rantai skalar, jenjang bertangga)

Rantai skalar adalah rantai daripada atasan yang bermula dari wewenang terakhir hingga pada tingkat terendah. Garis kekuasaan adalah rute yang harus diikuti oleh semua komunikasi yang bermula dan kembali ke kekuasaan terakhir. Prinsip rantai skalar berarti bahwa untuk mempermudah komunikasi antara pegawai yang setingkat ada manfaatnya kalau mereka langsung mengadakan komunikasi dengan mengabaikan garis kekuasaan.
Pembagian kerja menimbulkan adanya atasan dan bawahan. Bila pembagian kerja ini mencakup area yang cukup luas akan menimbulkan hirarki. Hirarki diukur dari wewenang terbesar yang berada pada manajer puncak dan seterusnya berurutan ke bawah. dengan adanya hirarki ini, maka setiap karyawan akan mengetahui kepada siapa ia harus bertanggung jawab dan dari siapa ia mendapat perintah.

Dalam pelaksanaan lalu lintas wewenang dan tanggung jawab, supaya tidak terjadi kekacauan, maka tidak boleh adanya hirarki karena hal ini akan menimbulkan ketidaksenangan dalam bekerja bagi orang yang dilaluinya. Karena tidak merasa dihargai oleh bawahannya dan merasa tidak dipercaya oleh atasannya. Namun, adanya hirarki justru mempercepat jalannya pekerjaan mengingat adanya derlegation of authority.

Dari bagan (hal.2) organisasi NEO.net maka yang menduduki rantai teratas adalah direktur. Seperti yang telah dijelaskan diatas direktur memiliki wewenang terhadap manager. Kemudian Manager memiliki wewenang terhadap supervisor dan seterusnya sampe ke tinggkat Office boy. Sebaliknya Office boy memiliki pertanggung jawaban terhadap supervisor, supervisor memiliki pertanggung jawaban terhada manajer dan seterusnya sampai ke tinggkat direktur.

Dari bagan (hal.2) terlihat Office boy memiliki tingkat kesetaraan dengan Operator dan Kasir, untuk itu mereka dapat saling berhubungan demi maksimalnya kelangsungan kerja di NEO.net

10. Order (Ketertiban)

Adanya ketertiban dalam sebuah perusahaan harus ditempatkan dengan tegas untuk setiap pegawai. Setiap pegawai akan disiplin apabila sadar sepenuhnya akan tugas dan tanggung jawabnya. Kesadaran bertanggung jawab dipengaruhi oleh kebutuhab hidup. Apabila kebutuhan tersebut telah terpenuhi, maka akan ada pengusahaan disiplin terhadap dirinya. Tapi dalam kenyataan perlu ditertibkan dahulu baru ada kedisiplinan, walaupun itu didorong oleh rasa takut. Ketertiban ini menurut segala bidang, yaitu adanya keterlibatan dalam penggunaan wewenang dan pemberian tanggung jawab.

Ketertiban dalam melaksanakan pekerjaan merupakan syarat utama karena pada dasarnya tidak ada orang yang bisa bekerja dalam keadaan kacau atau tegang. Ketertiban dalam suatu pekerjaan dapat terwujud apabila seluruh karyawan, baik atasan maupun bawahan mempunyai disiplin yang tinggi. Oleh karena itu, ketertiban dan disiplin sangat dibutuhkan dalam mencapai tujuan.

Misalnya seorang manager NEO.net tidak dapat semena-mena mengunakan wewenangnya terhadap karyawan. Jika ada salah satu karyawan merasa tidak nyaman maka akan berpengaruh terhadap kinerja dalam melaksanakan tugasnya. Lingkungan yang seperti ini akan menghambat jalanya usaha. Manager yang menggunakan wewenangnya dengan semena-mena menggambarkan ketidakdisplan dan tidak tanggung jawab. Hal ini dapat mempengaruhi komponen lain.

Dari hal diatas maka jika salah satu komponen NEO.net tidak disiplin maka akan mempengaruhi komponen lain sehingga terjadi kekacauan yang akan mengganggu berjalanya usaha NEO.net.

11. Equity (Keadilan)

Untuk merangsang pegawai melaksanakan tugasnya, mereka harus diperlakukan dengan ramah dan adil. Kombinasi keramahtamahan dan keadilan akan menghasilkan equity. Semua karyawan harus dianggap sama pentingnya dan sama baiknya. Apbila terjadi perselisaihan, tidak boleh memihak, melainkan harus diselesaikan dengan musyawarah dengan asas kekeluargaan.

Keadilan dan kejujuran merupakan salah satu syarat untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan. Keadilan dan kejujuran terkait dengan moral karyawan dan tidak dapat dipisahkan. Keadilan dan kejujuran harus ditegakkan mulai dari atasan karena atasan memiliki wewenang yang paling besar. Manajer yang adil dan jujur akan menggunakan wewenangnya dengan sebaik-baiknya untuk melakukan keadilan dan kejujuran pada bawahannya.

Apabila dalam suatu usaha tidak ada keadilan, maka usaha itu akan mengalami kemacetan, bahkan kegagalan. Penggunaannya pun harus untuk kepentingan bersama. Apabila digunakan untuk kepentingan pribadi, maka ini merupakan titik tolak menuju kehancuran.

Pimpinan NEO.net tidak boleh pilih kasih terhadap salah satu bawahanya. Setiap karyawan diperlakukan adil. Misalnya seorang operator yang kebetulan adalah kerabat dari direktur tidak akan diberi tugas lebih sedikit dibanding operator lain. Di NEO.net semua operator memiliki tugas yang komposisinya sama. Profesionalitas dan kejujuran dari setiap komponen NEO.net sangat membantu jalanya usaha.

12. Kontinuitas / Stability of Tonure of Personnel ( Stabilitas pegawai)

Dalam setiap kegiatan kestabilan karyawan harus dijaga sebaik-baiknya agar segala pekerjaan berjalan dengan lancar. Kestabilan karyawan terwujud karena adanya disiplin kerja yang baik dan adanya ketertiban dalam kegiatan. Manusia sebagai makhluk sosial yang berbudaya memiliki keinginan, perasaan dan pikiran. Apabila keinginannya tidak terpenuhi, perasaan tertekan dan pikiran yang kacau akan menimbulkan goncangan dalam bekerja.

Kestabilan karyawan tidak dapat dipaksakan dengan kekuasaan dan ketakutan. Kalaupun berhasil, hanyalah bersifat sementara. Kestabilan hanya dapat terwujud karena adanya disiplin kerja yang baik dan adanya ketertiban dalam usaha itu.
Oleh karena itu, apabila kehendak tidak terpenuhi, perasaan tertekan, dan pikiran yang tidak ada penyaluran, maka akan menimbulkan frustasi yang sewaktu-waktu bisa meledak sehingga menggangu kelancaran usaha. Untuk itu diperlukan keadilan dan kejujuran untuk mendapatkan kestabilan karyawan.

Masa kerja setiap karyawan di NEO.net yang cukup lama memberikan bukti stabilitas pegawai diperusahaan tersebut cukup baik. Hal ini disebabkan karena didalam NEO.net diterapkan prinsip keadilan, kejururan, kekeluargaan dalam hubungan antara pemimpin dengan karyawan atau karyawan dengan karyawan. Akan tetapi tidak melampaui wewenang dan tanggung jawab masing-masing. Sehingga karyawan-karyawan NEO.net merasa betah bekerja disana.

13. Initiative (Inisiatif)

Kesanggupan berfikir dan kemampuan melaksanakan adalah apa yang disebut inisiatif. Sumber kekuatan suatu perusahaan adalah adanya inisiatif baik dari kalangan atasan maupun bawahan khususnya pada masa sulit, karena penting untuk menggairahkan dan mengembangkan inisistif semaksimal mungkin.

Prakarsa timbul dari dalam diri seseorang yang menggunakan daya pikir. Prakarsa menimbulkan kehendak untuk mewujudkan suatu yang berguna bagi penyelesaian pekerjaan dengan sebaik-beiknya. Jadi dalam prakarsa terhimpun kehendak, perasaan, pikiran, keahlian dan pengalaman seseorang. Oleh karena itu, setiap prakarsa yang datang dari karyawan harus dihargai. Prakarsa (inisiatif) mengandung arti menghargai orang lain, karena itu hakikatnya manusia butuh penghargaan. Setiap penolakan terhadap prakarsa karyawan merupakan salah satu langkah untuk menolak gairah kerja. Oleh karena itu, seorang manajer yang bijak akan menerima dengan senang hari prakarsa-prakarsa yang dilahirkan karyawannya.
Yang terpenting, inisiatif berkembang bila dalam usaha terdapat keadilan dan kejujuran. Dalam pengembangan inisiatif perlu diperhatikan penbagian kerja dan pengaturan wewenang dan tanggung jawab agar pegawai yang ahli dan berpengalaman memiliki wewenang yang luas.

Manager NEO.net dituntut mempunyai pikiran yang luas demi kemajuan usaha . Meskipun begitu karyawan NEO.net diperbolehkan menyampaikan hasil pemikiranya kepada atasanya untuk membantu kemajuan usaha. Setiap komponen juga mempunya hak untuk dapat menyelesaikan masalah yang terjadi di NEO.net. Misal jika mendadak terjadi hal-hal diluar dugaan, semua komponen harus bersama-sama berfikir dengan cepat untuk menyelesaikan masalah tersebut.

14. Ecsprit de Corps ( Semangat kesatuan korps)

Keharmonisan di kalangan personalia perusahaan merupakan kekuatan besar bagi suatu perusahaan. Untuk itu, segala usaha ditempuh untuk merealisasikannya. Setiap karyawan harus memiliki rasa kesatuan, yaitu rasa senasib sepenanggungan sehingga menimbulkan semangat kerja sama yang baik. semangat kesatuan akan lahir apabila setiap karyawan mempunyai kesadaran bahwa setiap karyawan berarti bagi karyawan lain dan karyawan lain sangat dibutuhkan oleh dirinya. Selain itu semangat kesatuan korps terlahir pula karena adanya disiplin pegawain akan tugas dan kewajibannya. Sehingga masing2 pegawai dapat menyelesaikan tugas dengan sebaik-baiknya. Manajer yang memiliki kepemimpinan akan mampu melahirkan semangat kesatuan (esprit de corp), sedangkan manajer yang suka memaksa dengan cara-cara yang kasar akan melahirkan friction de corp (perpecahan dalam korp) dan membawa bencana. Untuk melihat suatu usaha baik atau tidaknya dapat dilihat pula dari adam atau tidaknya semangat kesatuan korps dalam perusahaan tersebut.

Prinsip kekeluargaan dalam berhubungan antara masing-masing komponen diNEO.net membangung rasa kesatuan korps. Karena setiap karyawan merasa nyaman dengan karyawan lain bahkan dengan atasanya, begitu pula sebaliknya. Kepercayaan seorang atasan terhadap bawahan tergambar dengan jelas, karena karyawan yang bekerja dengan rasa tanggung jawab. Setiap komponen dalam NEO.net merasa saling membutuhkan, misalnya seorang manager tidak akan dapat mencapai tujuanya tanpa bantuan supervisor. Seorang Kasir tidak dapat melakukan pekerjaan dengan maksimal tanpa adanya operator.





3 PRINSIP MANAJEMEN

1. Prinsip koordinasi

Syarat terjadinya koordinasi adalah adanya tujuan dan wewenang bagi setiap anggota perusahaan yang dirumuskan secara jelas, disiplin, saling memberikan informasi, dan saling membantu. Untuk itu pimpinan suatu organisasi atau perusahaan harus memiliki:

- kompentensi , yaitu kemampuan dan kemauan.

- karakter, yaitu sikap dan kepribadian yang sesuai dengan hal – hal pokok dalam berorganisasi.

- talenta, yaitu bakat dan potensi yang sesuai dengan hal – hal pokok dalam berorganisasi.

- komitmen, yaitu keikatan dan loyalitas dalam berorganisasi.



Empat hal tersebut diatas sangat diperlukan agar seorang pimpinan dapat :



- Menentukan arah dan sasaran satuan organisasi,

- Menganalisa beban kerja masing – masing satuan organisasi

- Membuat job description ( uraian pekerjaan )

- Menentukan seseorang atau karyawan yang berdasarkan atas pertimbangan arah dan sasaran, beban kerja, dan urian kerja dari masing – masing satuan organisasi.



Bentuk penerapan prinsip koordinasi di NEO.net adalah melakukan training bagi karyawan baru yang baru masuk.



2. Prinsip skalar

Prinsip skalar menunjukkan bahwa dalam setiap organisasi harus ada pembagian kerja dan wewenang, baik secara vertikal, horizontal maupun diagonal, yang dilakukan secara berkesinambungan. Hal ini menjelaskan adanya tingkatan manajemen

Tingkatan Manajemen yaitu Suatu Bagan Tidak Hanya Menunjukkan Manajer Dan Bawahan Tetapi Juga Keseluruhan Hirarki Manajemen. Bentuk-bentuk Bagan Organisasi :

- Bentuk Piramid. Bentuk Ini Yang Paling Banyak Diguakan, Karena Sederhana, Jelas Dan Mudah Dimengerti.

- Bentuk Vertikal. Bentuk Vertikal Agak Menyerupai Bentuk Piramid, Yaitu Dalam Pelimpahan Kekuasaan Dari Atas Ke Bawah, Hanya Bagan Vertikal Berwujud Tegak Sepenuhnya.

- Bentuk Horizontal. Bagan Ini Digambarkan Secara Mendatar.

- Bentuk Lingkaran. Hubungan Antara Satu Jabatan Dengan Jabatan .

Jenis-jenis Hirarki dibagi menjadi 2 yaitu Vertikal dan Horisontal:





Di NEO.net prinsip skalar yang digunakan adalah secara vertikal, dimana direktur memegang wewenang tertinggi diatas manager. Dan seterusnya sampai tinggkat paling bawah.





3. Prinsip fungsional

Prinsip Fungsional meliputi pembagian kerja yang didasarkan atas fungsi-fungsi yang jelas dan terpadu, antara masing-masing bagian/departemen, agar tujuan organisasi/perusahaan dapat dicapai dengan efisien.

Seperti yang telah dijelaskan diatas, bahwa Prinsip fungsional di NEO.net adalah

· Direktur sebagai pemilik memiliki wewenang penuh terhadap perusahaan.

· Manajer bertanggung jawab atas jalanya perusahaan.

· Supervisor 1 memiliki tugas untuk mengelola keuangan Warnet.

· Supervisor2 bertugas mengawasi kinerja dari karyawan – karyawan seperti Operator, Kasir, dan Office Boy.

· Teknisi bertugas melakukan maintenance dan bertanggung jawab terhadap kondisi Software, Hardware yang ada di Warnet.

· Kasir bertugas mengelola keuangan yang masuk dari pelanggan.

· Operator mengawasi dan membantu pelanggan jika mengalami kesulitan.

· Ofiice Boy bertanggung jawab atas semua ang berhubungan dengan kebersihan warnet.



DAFTAR PUSTAKA



http://google.co.id

http://mohanfelani.wordpress.com/2011/02/10/manajemen-seni/

http://id.wikipedia.org


5 Kepo Maksimal: Januari 2015 Waktu saya masih kuliah saya pernah dikasih tugas tentang masalah Kaidah Management, berhubung kemaren adik angkatan ada yang nanyain... say...

Rabu, 07 Januari 2015

Jangan buang kulit pisang

Kulit pisang ternyata banyak manfaatnya sob... jadi jangan buru-buru buang kulitnya abis makan pisang ya..
1. Mengatasi Reaksi Alergi Pada Kulit
Kulit pisang dapat digunakan untuk mengatasi reaksi alergi pada kulit akibat beberapa jenis makanan. Anda hanya perlu menggosokkan kulit pisang pada daerah tubuh yang terkena dan kemudian membersihkannya dengan air setelah agak kering. Lakukanlah hal ini di malam hari.
2. Mengatasi Jerawat
Manfaat lainnya dari kulit pisang bagi kesehatan Anda adalah dapat membantu mengatasi jerawat. Anda dapat membuat krim wajah sendiri dengan menggunakan kulit pisang dengan cara campurkanlah kira-kira seperempat kulit pisang, putih telur, dan 1 sendok makan tepung maizena dan aduk hingga merata (berbentuk seperti krim). Oleskan pada wajah Anda dan diamkan selama kira-kira 30 menit kemudian bilas dengan air bersih.
3. Mengatasi Gejala Psoriasis
Psoriasis merupakan salah satu jenis gangguan kulit yang sering terjadi. Mengoleskan kulit pisang pada bagian kulit yang terkena dapat membantu mengatasi bercak kemerahan akibat psoriasis. Pada awalnya, kulit Anda mungkin akan menjadi lebih merah akan tetapi hasilnya akan tampak setelah beberapa kali penggunaan.
4. Mengatasi Kutil
Menggosokkan kulit pisang pada kutil selama 10 hari dipercaya dapat membantu mengatasi kutil. Para ahli menduga bahwa kutil dapat merupakan suatu gejala dari kekurangan kalium dan karena pisang mengandung banyak kalium, maka pisang pun diduga dapat membantu mengatasi kutil.
5. Mempercepat Penyembuhan Luka
Ini dia satu lagi manfaat kulit pisang bagi kesehatan Anda, yaitu membantu menyembuhkan luka. Anda hanya perlu menggosokkan kulit pisang ke daerah kulit yang terkena. Kulit pisang dapat membantu membuat luka lebih cepat mengering dan mencegah terjadinya bekas luka.
6. Mengatasi Nyeri Kepala
Untuk membantu mengatasi nyeri kepala, Anda harus menghaluskan kulit pisang hingga halus dan mengoleskannya pada dahi. Selain itu, kulit pisang juga dapat membantu mencegah terbentuknya kerutan pada kulit. Oleskanlah kulit pisang yang telah dihaluskan pada daerah kulit yang berkerut.
7. Obat Anti Nyamuk
Kulit pisang ternyata juga dapat digunakan untuk membantu mengurangi rasa gatal akibat gigitan nyamuk.
8. Memutihkan Gigi
Untuk memutihkan gigi, sikatlah gigi Anda terlebih dahulu dengan menggunakan sikat gigi dan pasta gigi kemudian oleskan bagian dalam kulit pisang dengan gerakan melingkar selama sekitar 2 menit. Lakukanlah hal ini sebanyak 2 kali sehari untuk mendapatkan hasil terbaik.
5 Kepo Maksimal: Januari 2015 Kulit pisang ternyata banyak manfaatnya sob... jadi jangan buru-buru buang kulitnya abis makan pisang ya.. 1. Mengatasi Reaksi Alergi Pad...

Lepasnya Timor Timur - Untold Stories


timor6Berikut ini adalah tulisan seorang wartawan yang meliput jajak pendapat di Dili, Timor-timur. Tulisan berikut ini sungguh luar biasa, namun sekaligus membuat dada sesak.
Ditulis oleh Kafil Yamin, wartawan kantor berita The IPS Asia-Pacific, Bangkok, yang dikirim ke Timor Timur pada tanggal 28 Agustus 1999 untuk meliput ‘Jajak Pendapat Timor-Timur’ yang diselenggarakan UNAMET [United Nations Mission in East Timor], 30 Agustus 1999. Judul asli dari tulisan ini adalah Menit-Menit yang Luput dari Catatan Sejarah Indonesia.
————————————————————————————————————————————————
MENIT-MENIT YANG LUPUT DARI CATATAN SEJARAH INDONESIAOleh: Kafil Yamin
Jajak pendapat itu, yang tidak lain dan tidak bukan adalah referendum, adalah buah dari berbagai tekanan internasioal kepada Indonesia yang sudah timbul sejak keruntuhan Uni Soviet tahun 1989. Belakangan tekanan itu makin menguat dan menyusahkan Indonesia. Ketika krisis moneter menghantam negara-negara Asia Tenggara selama tahun 1997-1999, Indonesia terkena. Guncangan ekonomi sedemikian hebat; berimbas pada stabilitas politik; dan terjadilah jajak pendapat itu.
Kebangkrutan ekonomi Indonesia dimanfaatkan oleh pihak Barat, melalui IMF dan Bank Dunia, untuk menekan Indonesia supaya melepas Timor Timur. IMF dan Bank Dunia bersedia membantu Indonesia lewat paket yang disebut bailout, sebesar US$43 milyar, asal Indonesia melepas Timtim.
Apa artinya ini? Artinya keputusan sudah dibuat sebelum jajak pendapat itu dilaksanakan. Artinya bahwa jajak pendapat itu sekedar formalitas. Namun meski itu formalitas, toh keadaan di kota Dili sejak menjelang pelaksanan jajak pendapat itu sudah ramai nian. Panita jajak pendapat didominasi bule Australia dan Portugis. Wartawan asing berdatangan. Para pegiat LSM pemantau jajak pendapat, lokal dan asing, menyemarakkan pula – untuk sebuah sandiwara besar. Hebat bukan?
Sekitar Jam 1 siang, tanggal 28 Agustus 1999, saya mendarat di Dili. Matahari mengangkang di tengah langit. Begitu menyimpan barang-barang di penginapan [kalau tidak salah, nama penginapannya Dahlia, milik orang Makassar], saya keliling kota Dili. Siapapun yang berada di sana ketika itu, akan berkesimpulan sama dengan saya: kota Dili didominasi kaum pro-integrasi. Mencari orang Timtim yang pro-kemerdekaan untuk saya wawancarai, tak semudah mencari orang yang pro-integrasi.
Penasaran, saya pun keluyuran keluar kota Dili, sampai ke Ainaro dan Liquica, sekitar 60 km dari Dili. Kesannya sama: lebih banyak orang-orang pro-integrasi. Di banyak tempat, banyak para pemuda-pemudi Timtim mengenakan kaos bertuliskan Mahidi [Mati-Hidup Demi Integrasi], Gadapaksi [Garda Muda Penegak Integrasi], BMP [Besi Merah Putih], Aitarak [Duri].
Setelah seharian berkeliling, saya berkesimpulan Timor Timur akan tetap bersama Indonesia. Bukan hanya dalam potensi suara, tapi dalam hal budaya, ekonomi, sosial, tidak mudah membayangkan Timor Timur bisa benar-benar terpisah dari Indonesia. Semua orang Timtim kebanyakan berkomunikasi dalam bahasa Indonesia. Para penyedia barang-barang kebutuhan di pasar-pasar adalah orang Indonesia. Banyak pemuda-pemudi Timtim yang belajar di sekolah dan universitas Indonesia, hampir semuanya dibiayai pemerintah Indonesia. Guru-guru di sekolah-sekolah Timtim pun kebanyakan orang Indonesia, demikian juga para petugas kesehatan, dokter, mantri.
Selepas magrib, 28 Agustus 1999, setelah mandi dan makan, saya duduk di lobi penginapan, minum kopi dan merokok. Tak lama kemudian, seorang lelaki berusia 50an, tapi masih terlihat gagah, berambut gondrong, berbadan atletis, berjalan ke arah tempat duduk saya; duduk dekat saya dan mengeluarkan rokok. Rupanya ia pun hendak menikmati rokok dan kopi.
Mungkin karena dipersatukan oleh kedua barang beracun itu, kami cepat akrab. Dia menyapa duluan: “Dari mana?” sapanya.
“Dari Jakarta,” jawabku, sekalian menjelaskan bahwa saya wartawan, hendak meliput jajak pendapat.
Entah kenapa, masing-masing kami cepat larut dalam obrolan. Dia tak ragu mengungkapkan dirinya. Dia adalah mantan panglima pasukan pro-integrasi, yang tak pernah surut semangatnya memerangi Fretilin [organisasi pro-kemerdekaan], “karena bersama Portugis, mereka membantai keluarga saya,” katanya. Suaranya dalam, dengan tekanan emosi yg terkendali. Terkesan kuat dia lelaki matang yang telah banyak makan asam garam kehidupan. Tebaran uban di rambut gondrongnya menguatkan kesan kematangan itu.
“Panggil saja saya Laffae,” katanya.
“Itu nama Timor atau Portugis?” Saya penasaran.
“Timor. Itu julukan dari kawan maupun lawan. Artinya ‘buaya’,” jelasnya lagi.
Julukan itu muncul karena sebagai komandan milisi, dia dan pasukannya sering tak terdeteksi lawan. Setelah lawan merasa aman, tiba-tiba dia bisa muncul di tengah pasukan lawannya dan melahap semua yang ada di situ. Nah, menurut anak buah maupun musuhnya, keahlian seperti itu dimiliki buaya.
Dia pun bercerita bahwa dia lebih banyak hidup di hutan, tapi telah mendidik, melatih banyak orang dalam berpolitik dan berorganisasi. “Banyak binaan saya yang sudah jadi pejabat,” katanya. Dia pun menyebut sejumlah nama tokoh dan pejabat militer Indonesia yang sering berhubungan dengannya.
Rupanya dia seorang tokoh. Memang, dilihat dari tongkrongannya, tampak sekali dia seorang petempur senior. Saya teringat tokoh pejuang Kuba, Che Guevara. Hanya saja ukuran badannya lebih kecil.
“Kalau dengan Eurico Guterres? Sering berhubungan?” saya penasaran.
“Dia keponakan saya,” jawab Laffae. “Kalau ketemu, salam saja dari saya.”
Cukup lama kami mengobrol. Dia menguasai betul sejarah dan politik Timtim dan saya sangat menikmatinya. Obrolan usai karena kantuk kian menyerang.Orang ini menancapkan kesan kuat dalam diri saya. Sebagai wartawan, saya telah bertemu, berbicara dengan banyak orang, dari pedagang kaki lima sampai menteri, dari germo sampai kyai, kebanyakan sudah lupa. Tapi orang ini, sampai sekarang, saya masih ingat jelas.
Sambil berjalan menuju kamar, pikiran bertanya-tanya: kalau dia seorang tokoh, kenapa saya tak pernah mendengar namanya dan melihatnya? Seperti saya mengenal Eurico Gueterres, Taur Matan Ruak? Xanana Gusmao? Dan lain-lain? Tapi sudahlah.
Pagi tanggal 29 Agustus 1999. Saya keluar penginapan hendak memantau situasi. Hari itu saya harus kirim laporan ke Bangkok. Namun sebelum keliling saya mencari rumah makan untuk sarapan. Kebetulan lewat satu rumah makan yang cukup nyaman. Segera saya masuk dan duduk. Eh, di meja sana saya melihat Laffae sedang dikelilingi 4-5 orang, semuanya berseragam Pemda setempat. Saya tambah yakin dia memang orang penting – tapi misterius.
Setelah bubar, saya tanya Laffae siapa orang-orang itu. “Yang satu Bupati Los Palos, yang satu Bupati Ainaro, yang dua lagi pejabat kejaksaan,” katanya. “Mereka minta nasihat saya soal keadaan sekarang ini,” tambahnya.
Kalau kita ketemu Laffae di jalan, kita akan melihatnya ‘bukan siapa-siapa’. Pakaiannya sangat sederhana. Rambutnya terurai tak terurus. Dan kalau kita belum ‘masuk’, dia nampak pendiam.
Saya lanjut keliling. Kota Dili makin semarak oleh kesibukan orang-orang asing. Terlihat polisi dan tentara UNAMET berjaga-jaga di setiap sudut kota. Saya pun mulai sibuk, sedikitnya ada tiga konferensi pers di tempat yang berbeda. Belum lagi kejadian-kejadian tertentu. Seorang teman wartawan dari majalah Tempo, Prabandari, selalu memberi tahu saya peristiwa-peristiwa yang terjadi.
Dari berbagai peristiwa itu, yang menonjol adalah laporan dan kejadian tentang kecurangan panitia penyelenggara, yaitu UNAMET. Yang paling banyak dikeluhkan adalah bahwa UNAMET hanya merekrut orang-orang pro-kemerdekaan di kepanitiaan. Klaim ini terbukti. Saya mengunjungi hampir semua TPS terdekat, tidak ada orang pro-integrasi yang dilibatkan.
Yang bikin suasana panas di kota yang sudah panas itu adalah sikap polisi-polisi UNAMET yang tidak mengizinkan pemantau dan pengawas dari kaum pro-integrasi, bahkan untuk sekedar mendekat. Paling dekat dari jarak 200 meter. Tapi pemantau-pemantau bule bisa masuk ke sektratriat. Bahkan ikut mengetik!
Di sini saya perlu mengungkapkan ukuran mental orang-orang LSM dari Indonesia, yang kebanyakan mendukung kemerdekaan Timtim karena didanai asing. Mereka tak berani mendekat ke TPS dan sekretariat, baru ditunjuk polisi UNAMET saja langsung mundur. Tapi kepada pejabat-pejabat Indonesia mereka sangat galak: menuding, menuduh, menghujat. Berani melawan polisi. Di hadapan polisi bule mereka mendadak jadi inlander betulan.
Tambah kisruh adalah banyak orang-orang pro-integrasi tak terdaftar sebagai pemilih. Dari 4 konferensi pers, 3 di antaranya adalah tentang ungkapan soal ini. Bahkan anak-anak Mahidi mengangkut segerombolan orang tua yang ditolak mendaftar pemilih karena dikenal sebagai pendukung integrasi.
Saya pun harus mengungkapkan ukuran mental wartawan-wartawan Indonesia di sini. Siang menjelang sore, UNAMET menyelenggarakan konferensi pers di Dili tentang rencana penyelenggaraan jajak pendapat besok. Saya tentu hadir. Lebih banyak wartawan asing daripada wartawan Indonesia. Saya yakin wartawan-wartawan Indonesia tahu kecurangan-kecurangan itu.
Saat tanya jawab, tidak ada wartawan Indonesia mempertanyakan soal praktik tidak fair itu. Bahkan sekedar bertanya pun tidak. Hanya saya yang bertanya tentang itu. Jawabannya tidak jelas. Pertanyaan didominasi wartawan-wartawan bule.
Saat tanya jawab, tidak ada wartawan Indonesia mempertanyakan soal praktik tidak fair itu. Bahkan sekedar bertanya pun tidak. Hanya saya yang bertanya tentang itu. Jawabannya tidak jelas. Pertanyaan didominasi wartawan-wartawan bule.
Setelah konferensi pers usai, sekitar 2 jam saya habiskan untuk menulis laporan. Isi utamanya tentang praktik-praktik kecurangan itu. Selain wawancara, saya juga melengkapinya dengan pemantauan langsung.
Kira-kira 2 jam setelah saya kirim, editor di Bangkok menelepon. Saya masih ingat persis dialognya:
“Kafil, we can’t run the story,” katanya.
“What do you mean? You send me here. I do the job, and you don’t run the story?” saya berreaksi.
“We can’t say the UNAMET is cheating…” katanya.
“That’s what I saw. That’s the fact. You want me to lie?” saya agak emosi.
“Do they [pro-integrasi] say all this thing because they know they are going to loose?”
“Well, that’s your interpretation. I’ll make it simple. I wrote what I had to and it’s up to you,”
“I think we still can run the story but we should change it.”
“ I leave it to you,” saya menutup pembicaraan.
Saya merasa tak nyaman. Namun saya kemudian bisa maklum karena teringat bahwa IPS Asia-Pacific itu antara lain didanai PBB.
Kira-kira jam 5:30 sore, 29 Agustus 199, saya tiba di penginapan. Lagi-lagi, Laffae sedang dikerumuni tokoh-tokoh pro-integrasi Timtim. Terlihat Armindo Soares, Basilio Araujo, Hermenio da Costa, Nemecio Lopes de Carvalho, nampaknya mereka sedang membicarakan berbagai kecurangan UNAMET.
Makin malam, makin banyak orang berdatangan. Orang-orang tua, orang-orang muda, tampaknya dari tempat jauh di luar kota Dili. Kelihatan sekali mereka baru menempuh perjalanan jauh.
Seorang perempuan muda, cukup manis, tampaknya aktifis organisasi, terlihat sibuk mengatur rombongan itu. Saya tanya dia siapa orang-orang ini.
“Mereka saya bawa ke sini karena di desanya tidak terdaftar,” katanya. “Mereka mau saya ajak ke sini. Bahkan mereka sendiri ingin. Agar bisa memilih di sini. Tidak ada yang membiayai. Demi merah putih,” jawabnya bersemangat.
Saya tergetar mendengar bagian kalimat itu: “…demi merah putih.”
Mereka semua ngobrol sampai larut. Saya tak tahan. Masuk kamar. Tidur. Besok jajak pendapat.
Pagi 30 Agustus 1999. Saya keliling Dili ke tempat-tempat pemungutan suara. Di tiap TPS, para pemilih antri berjajar. Saya bisa berdiri dekat dengan antrean-antrean itu. Para ‘pemantau’ tak berani mendekat karena diusir polisi UNAMET.
Karena dekat, saya bisa melihat dan mendengar bule-bule Australia yang sepertinya sedang mengatur barisan padahal sedang kampanye kasar. Kebetulan mereka bisa bahasa Indonesia: “Ingat, pilih kemerdekaan ya!” teriak seorang cewek bule kepada sekelompok orang tua yang sedang antre. Bule-bule yang lain juga melakukan hal yang sama.
Sejenak saya heran dengan kelakuan mereka. Yang sering mengampanyekan kejujuran, hak menentukan nasib sendiri. Munafik, pikir saya. Mereka cukup tak tahu malu.
Setelah memantau 4-5 TPS saya segera mencari tempat untuk menulis. Saya harus kirim laporan. Setelah mengirim laporan. Saya manfaat waktu untuk rileks, mencari tempat yang nyaman, melonggarkan otot. Toh kerja hari itu sudah selesai.
Sampailah saya di pantai agak ke Timur, di mana patung Maria berdiri menghadap laut, seperti sedang mendaulat ombak samudra. Patung itu bediri di puncak bukit. Sangat besar. Dikelilingi taman dan bangunan indah. Untuk mencapai patung itu, anda akan melewati trap tembok yang cukup landai dan lebar. Sangat nyaman untuk jalan berombongan sekali pun. Sepanjang trap didindingi bukit yang dilapisi batu pualam. Di setiap kira jarak 10 meter, di dinding terpajang relief dari tembaga tentang Yesus, Bunda Maria, murid-murid Yesus, dengan ukiran yang sangat bermutu tinggi.
timor5
Patung dan semua fasilitasnya ini dibangun pemerintah Indonesia. Pasti dengan biaya sangat mahal. Ya, itulah biaya politik.
Tak terasa hari mulai redup. Saya harus pulang. Besok pengumuman hasil jajak pendapat.
Selepas magrib, 30 September 1999. Kembali saya menunaikan kewajiban yang diperintahkan oleh kebiasaan buruk: merokok sambil minum kopi di lobi penginapan. Kali ini, Laffae mendahului saya. Dia sudah duluan mengepulkan baris demi baris asap dari hidung dan mulutnya. Kami ngobrol lagi.
Tapi kali ini saya tidak leluasa. Karena banyak tamu yang menemui Laffae, kebanyakan pentolan-pentolan milisi pro-integrasi. Ditambah penginapan kian sesak. Beberapa pemantau nginap di situ. Ada juga polisi UNAMET perwakilan dari Pakistan.
Ada seorang perempuan keluar kamar, melihat dengan pandangan ‘meminta’ ke arah saya dan Laffae. Kami tidak mengerti maksudnya. Baru tau setelah lelaki pendampingnya bilang dia tak kuat asap rokok. Laffae lantas bilang ke orang itu kenapa dia jadi pemantau kalau tak kuat asap rokok. Kami berdua terus melanjutkan kewajiban dengan racun itu. Beberapa menit kemudian cewek itu pingsan dan dibawa ke klinik terdekat.
Saya masuk kamar lebih cepat. Tidur.
Pagi, 4 September 1999. Pengumuman hasil jajak pendapat di hotel Turismo Dili. Bagi saya, hasilnya sangat mengagetkan: 344.508 suara untuk kemerdekaan, 94.388 untuk integrasi, atau 78,5persen berbanding 21,5persen.
Ketua panitia mengumumkan hasil ini dengan penuh senyum, seakan baru dapat rezeki nomplok. Tak banyak tanya jawab setelah itu. Saya pun segera berlari mencari tempat untuk menulis laporan. Setelah selesai, saya balik ke penginapan.
Di lobi, Laffae sedang menonton teve yang menyiarkan hasil jajak pendapat. Sendirian. Saat saya mendekat, wajahnya berurai air mata. “Tidak mungkin. Ini tidak mungkin. Mereka curang..” katanya tersedu. Dia merangkul saya. Lelaki pejuang, tegar, matang ini mendadak luluh. Saya tak punya kata apapun untuk menghiburnya. Lagi pula, mata saya saya malah berkaca-kaca, terharu membayangkan apa yang dirasakan lelaki ini. Perjuangan keras sepanjang hidupnya berakhir dengan kekalahan.
Saya hanya bisa diam. Dan Laffae pun nampaknya tak mau kesedihannya terlihat orang lain. Setelah beberapa jenak ia berhasil bersikap normal.
“Kota Dili ini akan kosong..” katanya. Pelan tapi dalam. “Setelah kosong, UNAMET mau apa.”
Telepon berbunyi, dari Prabandari Tempo. Dia memberi tahu semua wartawan Indonesia segera dievakuasi pakai pesawat militer Hercules, karena akan ada penyisiran terhadap semua wartawan Indonesia. Saya diminta segera ke bandara saat itu juga. Kalau tidak, militer tidak bertanggung jawab. Semua wartawan Indonesia sudah berkumpul di bandara, tinggal saya. Hanya butuh lima menit bagi saya untuk memutuskan tidak ikut. “Saya bertahan, nDari. Tinggalkan saja saya.”
Laffae menguping pembicaraan. Dia menimpali: “Kenapa wartawan kesini kalau ada kejadian malah lari?” katanya. Saya kira lebih benar dia mikirnya.
Saya lantas keluar, melakukan berbagai wawancara, menghadiri konferensi pers, kebanyakan tentang kemarahan atas kecurangan UNAMET. “Anggota Mahidi saja ada 50 ribu; belum Gardapaksi, belum BMP, belum Halilintar, belum masyarakat yang tak ikut organisasi,” kata Nemecio Lopez, komandan milisi Mahidi.
Kembali ke penginapan sore, Laffae sedang menghadapi tamu 4-5 orang pentolan pro-integrasi. Dia menengok ke arah saya: “Kafil! Mari sini,” mengajak saya bergabung.
Sebentar!” saya bersemangat. Saya tak boleh lewatkan ini. Setelah menyimpan barang-barang di kamar, mandi kilat. Saya bergabung. Di situ saya hanya mendengarkan. Ya, hanya mendengarkan.
“Paling-paling kita bisa siapkan seribuan orang,” kata ketua Armindo Soares, saya bertemu dengannya berkali-kali selama peliputan.
“Saya perlu lima ribu,” kata Laffae.
“Ya, lima ribu baru cukup untuk mengguncangkan kota Dili,” katanya, sambil menengok ke arah saya.
“Kita akan usahakan,” kata Armindo.
Saya belum bisa menangkap jelas pembicaraan mereka ketika seorang kawan memberitahu ada konferensi pers di kediaman Gubernur Abilio Soares. Saya segera siap-siap berangkat ke sana. Sekitar jam 7 malam, saya sampai di rumah Gubernur. Rupanya ada perjamuan. Cukup banyak tamu. Soares berbicara kepada wartawan tentang penolakannya terhadap hasil jajak pendapat karena berbagai kecurangan yang tidak bisa dimaklumi.
Setelah ikut makan enak, saya pulang ke penginapan sekitar jam 8:30 malam. Sudah rindu bersantai dengan Laffae sambil ditemani nikotin dan kafein. Tapi Laffae tidak ada. Anehnya, penginapan jadi agak sepi. Para pemantau sudah check-out, juga polisi-polisi UNAMET dari Pakistan itu. Tak banyak yang bisa dilakukan kecuali tidur.
Namun saat rebah, kantuk susah datang karena terdengar suara-suara tembakan. Mula-mula terdengar jauh. Tapi makin lama makin terdengar lebih dekat dan frekuensi tembakannya lebih sering. Mungkin karena perut kenyang dan badan capek, saya tertidur juga.
Tanggal 5 September pagi, sekitar jam 09:00, saya keluar penginapan. Kota Dili jauh lebi lengang. Hanya terlihat kendaran-kendaraan UNAMET melintas di jalan. Tak ada lagi kendaraan umum. Tapi saya harus keluar. Apa boleh buat – jalan kaki. Makin jauh berjalan makin sepi, tapi tembakan nyaris terdengar dari segala arah. Sesiang ini, Dili sudah mencekam.
Tidak ada warung atau toko buka. Perut sudah menagih keras. Apa boleh buat saya berjalan menuju hotel Turismo, hanya di hotel besar ada makanan. Tapi segera setelah itu saya kembali ke penginapan. Tidak banyak yang bisa dikerjakan hari itu.
Selepas magrib 5 Setember 1999. Saya sendirian di penginapan. Lapar. Tidak ada makanan. Dili sudah seratus persen mencekam. Bunyi tembakan tak henti-henti. Terdorong rasa lapar yang sangat, saya keluar penginapan.
Selain mencekam. Gelap pula. Hanya di tempat-tempat tertentu lampu menyala. Baru kira-kira 20 meter berjalan, gelegar tembakan dari arah kanan. Berhenti. Jalan lagi. Tembakan lagi dari arah kiri. Tiap berhenti ada tarikan dua arah dari dalam diri: kembali atau terus. Entah kenapa, saya selalu memilih terus, karena untuk balik sudah terlanjur jauh. Saya berjalan sendirian; dalam gelap; ditaburi bunyi tembakan. Hati dipenuhi adonan tiga unsur: lapar, takut, dan perjuangan menundukkan rasa takut. Lagi pula, saya tak tau ke arah mana saya berjalan. Kepalang basah, pokoknya jalan terus.
Sekitar jam 11 malam, tanpa disengaja, kaki sampai di pelabuhan Dili. Lumayan terang oleh lampu pelabuhan. Segera rasa takut hilang karena di sana banyak sekali orang. Mereka duduk, bergeletak di atas aspal atau tanah pelabuhan. Rupanya, mereka hendak mengungsi via kapal laut.
Banyak di antara mereka yang sedang makan nasi bungkus bersama. Dalam suasa begini, malu dan segan saya buang ke tengah laut. Saya minta makan! “Ikut makan ya?” kata saya kepada serombongan keluarga yang sedang makan bersama. “Silahkan bang!.. silahkan!..” si bapak tampak senang. Tunggu apa lagi, segera saya ambil nasinya, sambar ikannya. Cepat sekali saya makan. Kenyang sudah, sehingga ada tenaga untuk kurang ajar lebih jauh: sekalian minta rokok ke bapak itu. Dikasih juga.
Sekitar jam 3 malam saya berhasil kembali ke penginapan.
Pagi menjelang siang, tanggal 6 September 1999. Saya hanya duduk di lobi penginapan karena tidak ada kendaraan. Tidak ada warung dan toko yang buka. Yang ada hanya tembakan tak henti-henti. Dili tak berpenghuni – kecuali para petugas UNAMET. Nyaris semua penduduk Dili mengungsi, sebagian via kapal, sebagian via darat ke Atambua. Orang-orang pro-kemerdekaan berlarian diserang kaum pro-integrasi. Markas dan sekretariat dibakar. Darah tumpah lagi entah untuk keberapa kalinya.
Sekarang, saya jadi teringat kata-kata Laffae sehabis menyaksikan pengumuman hasil jajak pedapat kemarin: “Dili ini akan kosong..”
Saya pun teringat kata-kata dia: “Saya perlu lima ribu orang untuk mengguncang kota Dili..” Ya, sekarang saya berkesimpulan ini aksi dia. Aksi pejuang pro-integrasi yang merasa kehilangan masa depan. Ya, hanya saya yang tahu siapa tokoh utama aksi bumi hangus ini, sementara teve-teve hanya memberitakan penyerangan mililis pro-integrasi terhadap kaum pro-kemerdekaan.
Tentu, orang-orang pro-integrasi pun mengungsi. Laffae dan pasukannya ingin semua orang Timtim bernasib sama: kalau ada satu pihak yang tak mendapat tempat di bumi Loro Sae, maka semua orang timtim harus keluar dari sana. Itu pernah diucapkannya kepada saya.
Inilah hasil langsung jajak pendapat yang dipaksakan harus dimenangkan. Hukum perhubungan antar manusia saat itu sepasti hukum kimia: tindakan lancung dan curang pasti berbuah bencana.
Saya harus pulang, karena tidak banyak yang bisa dilihat dan ditemui. Untung masih ada omprengan yang mau mengantara ke bandara. Sekitar jam 11 pagi saya sampai di pelabuhan udara Komoro. Keadaan di bandara sedang darurat. Semua orang panik. Semua orang ingin mendapat tiket dan tempat duduk pada jam penerbangan yang sama. Karena hura-hara sudah mendekati bandara. Lagi pula penerbangan jam itu adalah yang satu-satunya dan terakhir.
Bule-bule yang biasanya tertib kini saling sikut, saling dorong sampai ke depan komputer penjaga kounter. Ada bule yang stres saking tegangnya sampai-sampai minta rokok kepada saya yg berdiri di belakang tenang-tenang saja. Beginilah nikmatnya jadi orang beriman.
Banyak yang tidak kebagian tiket. Entah kenapa saya lancar-lancar saja. Masuk ke ruangan tunggu, di situ sudah ada Eurico Gutteres. Saya hampiri dia, saya bilang saya banyak bicara dengan Laffae dan dia menyampaikan salam untuknya. Eurico memandang saya agak lama, pasti karena saya menyebut nama Laffae itu.
Sore, 7 November, 1999, saya mendarat di Jakarta.
Penduduk Timtim mengungsi ke Atambua, NTT. Sungguh tidak mudah mereka mengungsi. Polisi UNAMET berusaha mencegah setiap bentuk pengungsian ke luar Dili. Namun hanya sedikit yang bisa mereka tahan di Dili.
Di kamp-kamp pengungsian Atambua, keadaan sungguh memiriskan hati. Orang-orang tua duduk mecakung; anak-anak muda gelisah ditelikung rasa takut; sebagian digerayangi rasa marah dan dendam; anak-anak diliputi kecemasan. Mereka adalah yang memilih hidup bersama Indonesia. Dan pilihan itu mengharuskan mereka terpisah dari keluarga.
timor4
Pemerintah negara yang mereka pilih sebagai tumpuan hidup, jauh dari menyantuni mereka. Kaum milisi pro-integrasi dikejar-kejar tuntutan hukum atas ‘kejahatan terhadap kemanusiaan’, dan Indonesia, boro-boro membela mereka, malah ikut mengejar-ngejar orang Timtim yang memilih merah putih itu. Eurico Guterres dan Abilio Soares diadili dan dihukum di negara yang dicintai dan dibelanya.
Jendral-jendral yang dulu menikmati kekuasaan di Timtim, sekarang pada sembunyi. Tak ada yang punya cukup nyali untuk bersikap tegas, misalnya: “Kami melindungi rakyat Timtim yang memilih bergabung dengan Indonesia.” Padahal, mereka yang selalu mengajarkan berkorban untuk negara; menjadi tumbal untuk kehormatan pertiwi, dengan nyawa sekalipun.
Sementara itu, para pengungsi ditelantarkan. Tak ada solidaritas kebangsaan yang ditunjukkan pemerintah dan militer Indonesia.
Inilah tragedi kemanusiaan. Melihat begini, jargon-jargon negara-negara Barat, media asing, tentang ‘self determination’, tak lebih dari sekedar ironi pahit. Sikap negara-negara Barat dan para aktifis kemanusiaan internasional yang merasa memperjuangkan rakyat Timtim jadi terlihat absurd. Sebab waktu telah membuktikan bahwa yang mereka perjuangkan tak lebih tak kurang adalah sumberdaya alam Timtim, terutama minyak bumi, yang kini mereka hisap habis-habisan.
Pernah Laffae menelepon saya dari Jakarta, kira-kira 3 bulan setelah malapetaka itu. Ketika itu saya tinggal di Bandung. Dia bilang ingin ketemu saya dan akan datang ke Bandung. Saya sangat senang. Tapi dia tak pernah datang..saya tidak tahu sebabnya. Mudah-mudahan dia baik-baik saja.
12 TAHUN BERALU SUDAH. APA KABAR BAILOUT IMF YANG 43 MILYAR DOLAR ITU? SAMPAI DETIK INI, UANG ITU ENTAH DI MANA. ADA BEBERAPA PERCIK DICAIRKAN TAHUN 1999-2000, TAK SAMPAI SEPEREMPATNYA. DAN TIDAK MENOLONG APA-APA. YANG TERBUKTI BUKAN MENCAIRKAN DANA YANG DIJANJIKAN, TAPI MEMINTA PEMERINTAH INDONESIA SUPAYA MENCABUT SUBSIDI BBM, SUBSIDI PANGAN, SUBSIDI LISTRIK, YANG MEMBUAT RAKYAT INDONESIA TAMBAH MISKIN DAN SENGSARA. ANEHNYA, SEMUA SARANNYA ITU DITURUT OLEH PEMERINTAH RENDAH DIRI BIN INLANDER INI.
Yang paling dibutuhkan adalah menutupi defisit anggaran. Untuk itulah dana pinjaman [bukan bantuan] diperlukan. Namun IMF mengatasi defisit angaran dengan akal bulus: mencabut semua subsidi untuk kebutuhan rakyat sehingga defisit tertutupi, sehingga duit dia tetap utuh. Perkara rakyat ngamuk dan makin sengsara, peduli amat.
Melengkapi akal bulusnya itu IMF meminta pemerintah Indonesia menswastakan semua perusahaan negara, seperti Bank Niaga, BCA, Telkom, Indosat.
Pernah IMF mengeluarkan dana cadangan sebesar 9 milyar dolar. Tapi, seperti dikeluhkan Menteri Ekonomi Kwik Kian Gie ketika itu, seperak pun dana itu tidak bisa dipakai karena hanya berfungsi sebagai pengaman. Apa bedanya dengan dana fiktif?
Lagi pula, kenapa ketika itu pemerintah Indonesia seperti tak punya cadangan otak, yang paling sederhana sekalipun. KENAPA MAU MELEPAS TIMTIM DENGAN IMBALAN UTANG? BUKANKAN SEMESTINYA KOMPENSASI? ADAKAH DI DUNIA INI ORANG YANG HARTANYA DI BELI DENGAN UTANG? NIH SAYA BAYAR BARANGMU. BARANGMU SAYA AMBIL, TAPI KAU HARUS TETAP MENGEMBALIKAN UANG ITU. BUKANKAH INI SAMA PERSIS DENGAN MEMBERI GRATIS? DAN DALAM KASUS INI, YANG DIKASIH ADALAH NEGARA? YA, INDONESIA MEMBERI NEGARA KEPADA IMF SECARA CUMA-CUMA.
5 Kepo Maksimal: Januari 2015 Berikut ini adalah tulisan seorang wartawan yang meliput jajak pendapat di Dili, Timor-timur. Tulisan berikut ini sungguh luar biasa, nam...
< >

viva log